"Lo yakin pulang ke Indonesia nya sendirian? Gak mau bareng kita kita aja biar sekalian?" Tanya Yasa entah sudah berapa kali dia menanyakan hal yang sama pada Laksa.
Laksa yang sudah bosan ditanya tanya hal yang sama pun menghela nafas.
"Gue yakin banget lah, gue udah gak sabar banget pengen ketemu Mira." Sahut Laksa yang membuat Teon meliriknya sekilas.
"Gue mah ya takutnya Lo nanti ada apa apa di jalan, terus kita gak ada pas Lo nanti tiba tiba drop. Nanti siapa yang bisa bantu Lo kalau ada apa apa sama lo?" Jelas Teon sambil menyimpan piring yang berisi sarapan mereka berempat di meja.
"Nah gue juga takutnya gitu Lak, makannya gue nanya berkali kali ke elo juga." Sahut Yasa sambil memakan roti yang hanya berisi margarin yang sengaja di buat oleh Teon.
"Ya gue bisa atasin itu sendiri lah, kalian jangan mikir gue bakal drop di jalan dong. Kalian berdoa kek supaya gue baik baik aja." Tutur Laksa.
"Ya maksud kita tuh bukan kita berharap Lo drop di jalan, jarak Lo operasi kan belum terlalu lama jadi gue masih takut keadaan Lo belum bener bener pulih." Sambung Teon.
Laksa yang sedang mengemas baju bajunya untuk dimasukan ke koper pun langsung menghentikan aktivitasnya.
"Gue kuat Yon, liat tuh otot gue!"
Yeong menggelengkan kepalanya, dirinya mau heran tapi yang jadi lawan bicaranya itu Laksa. Ya mau tak mau dia tak bisa merespon apa apa.
Jika Laksa bilang seperti itu ya Laksa akan teguh pada pendiriannya.
"Kuat itu bukan kuat soal otot, tapi soal keadaan Lo anjir." Yasa yang sudah kesal dengan Laksa yang benar benar keras kepala pun akhirnya mengeluarkan omelannya juga.
"Loh loh si Laksa mau kemana anjrit?" Hendy yang baru saja pulang dari luar tiba tiba Khaer saat melihat koper gang berisikan baju baju Laksa dan melihat Laksa yang sudah sangat rapih.
"Gue mau balik ke Indonesia bye," Laksa menutup kopernya yang sudah penuh dengan barang barangnya.
"Dih, Lo balik sendiri anjrit?" Hendy menatap Laksa agak julid.
"Iya lah,"
"Kuat emang?" Laksa cemberut saat Hendy menanyakan hal itu.
"Selemah apa sih gue di mata lu pada, dibilangin gue itu kuat balik sendiri. Mampu balik sendiri, lagian gue itu udah dewasa gak akan kenapa Napa."
"Tapi sebaiknya Lo pulang ke Indonesia bareng kita aja Laksa, kita bertiga tau kalau Lo udah bener bener sembuh tapi kita bertiga masih belum yakin kalau Lo bisa lakuin semua hal itu sendirian."
"Gue ini laki laki, gue pasti bisa ngelakuin semua hal itu sendirian."
"Ih anjir Laksa, baliknya bareng kita aja!!" Tahan Hendy.
"Tapi gue udah kangen banget sama Mira anjrit! Gue gak bisa nahan rasa kangen gue lagi,"
"Tega ya lu ninggalin kita bertiga,"
"Dih lebay banget, lagian nanti juga kalian balik ke Indonesia dan pasti ketemu gue lagi. Inget ya gue ini balik ke Indonesia bukan mau balik ke Rahmatullah."
"Tapi gue maunya Lo bareng kita kita anjrit."
"Gue udah terlanjur pesen tiket, gimana dong?"
"Sini gue sobekin aja!" Hendy merebut tiket pesawat itu namun Laksa secepat mungkin merebutnya.
"Jangan goblok! Ini mahal tau! Gila Lo main sobekin aja!"
"Ya abisnya lu nya nyebelin anjrit!"
"Gue pamit ya, kalian hati hati disini ya."
"Gak mau sarapan dulu Lak? Lo kan belum makan?"
"Gak keburu nih, gue takut ketinggalan pesawat." Jelas Laksa sambil mendorong koper.
"Yaelah masih lama juga, baru jam tujuhan." Itu Yasa yang berbicara.
"Ya tetep aja gue takut telat," Laksa masih keukeuh untuk pergi detik ini juga. Namun saat Laksa hendak membuka pintu, Hendy lagi lagi menahannya.
"Apa apaan sih lu?"
"Teon, bungkus makanan jatahnya Laksa. Gue mau Lo harus makan dulu sebelum naik pesawat. Perut lu itu kosong, jangan sampe Lo balik ke indo malah sakit lagi!"
"Yaudah iya iya, cepet Yon bungkusin makanan gue." Wajah bete Laksa langsung cerah kembali saat Mira mengajaknya untuk berpanggilan Video.
"Lo udah siap siap ke bandara?"
Laksa tersenyum cerah, "Udah dong, udah cakep belum? Liat nih outfitnya keren banget kan." Sahut Laksa antusias.
"Konser kak fiersa besok malem loh, jadi gak gak sabar gue." Mira terlihat sangat bahagia.
"Nanti kalau udah sampe di indo Lo telpon gue aja ya, biar gue nanti bisa jemput Lo." Teon Tersenyum tipis saat mendengar obrolan diantara keduanya.
"Nih bekel lo. Hati hati di jalan ya," Teon memasukan kotak bekalnya kedalam tas Laksa.
"Yon, makasih ya karena Lo udah perhatian sama Laksa. Tolong sampein salam gue ke yang lain juga ya," Teon tersenyum sambil mengangguk.
"Cuma ini yang bisa gue lakuin biar Lo tetep bahagia Mir,"
"Meskipun gue gak seharus nyakitin hati gue sendiri,"