Tut—
Laksa menatap kosong layar ponselnya, panggilannya tak kunjung dijawab oleh Mira padahal gadis itu tengah aktif namun sepertinya Mira sengaja tidak mengangkat telepon dari Laksa.
Chat yang sedari tadi Laksa kirim pun hanya dibaca saja oleh Mira, tak ada balasan satupun dari banyaknya pesan yang Laksa kirim.
"Di angkat ga?" Itu Teon yang menepuk bahu Laksa.
"Ngga," Laksa memutuskan sambungan teleponnya karena rasanya sia sia, Mira tak akan pernah mengangkatnya.
"Gue kira Lo udah tidur," Sambung Laksa sambil mengacak rambutnya sendiri dengan sedikit frustasi.
"Coba Lo telpon Jamal, pasti dia angkat kan terus nanti Lo suruh dia buat kasih handphone dia ke Mira sebentar." Saran Teon yang ada benarnya juga.
"Bentar gue coba," Teon tak merespon apa apa ia hanya memakan kripik yang ada di genggamannya.
"Kenapa malem malem nelpon gue?"
"Lo dirumah ga? Boleh pinjemin hp Lo ke Mira bentar ga? Telepon gue ga di angkat terus soalnya sama adek Lo bang." Adu Laksa pada Jamal.
"Hah apa? Gue lagi di sirkuit nih lagi nonton Haikal balap, ga kedenger." Jamal agak sedikit berteriak lewat telpon.
"Ah yaudah, gapapa."
"Dia ga dirumah?" Tanya Teon yang mendapat gelengan kecil dari Laksa.
"Katanya dia lagi di sirkuit, lagi nonton Haikal balapan." Laksa sedikit menghela nafas lelah.
"Kayaknya hubungan gue sama Mira emang berhenti sampe sini, Yon." Lanjut Laksa yang membuat Teon melempar keripik ke arahnya.
"Ngomong apa Lo tadi?"
"Gue emang harus putus kayaknya,".
Teon merespon tak terima dengan ucapan Laksa tadi.
"Heh Lo mau nyerah cuma karena masalah gini doang? Please deh sejak kapan Lo lembek letoy kayak gini Laksa?"
"Abisnya gue cape Yon," Wajah Laksa benar benar terlihat sangat letih.
"Bahkan gue juga capek hidup, Yon."
"Koplok!" Misuh Teon saat Laksa mengucapkan kata kata konyol itu.
"Sekali lagi Lo ngomong gitu gue cekek ya Lak!" Tegas Teon yang mendapatkan respon dari Laksa.
"Ya abisnya gimana—"
"Udah gausah banyak ngeluh, telpon Jasson dia pasti lagi ada dirumah."
"Tapi Yon—"
"Halah si anjir banyak drama banget, biar gue telponin dah anjir." Teon mengeluarkan ponselnya dan langsung mengetik nama Jasson.
"Kenapa bang?"
"Lo dirumah ga?"
"Heem, why? Ada yang bisa gue banting?"
"Kasih handphone Lo ke Mira bentar coba,"
Jasson tampak bingung saat mendengar ucapan Teon.
"Mau ngapain? Kenapa ga telpon ka Mira nya langsung?"
"Ga di angkat! Udahdeh cepetan kasih handphone Lo bentar aja!!"
"Dih udah nyuruh mana marah marah lagi," Jasson beranjak dari tempat tidurnya dengan malas.
Jasson berjalan lunglai ke arah kamar Mira, dan mengetuknya hampir beberapa kali namun Mira tak kunjung membuka pintu kamarnya.
"Teh Mir!!"
"Ada gak si Mira nya?" Sahut Teon dengan cepat.
"Ada atuih, bentar. Dianya belum buka pintunya belegug. Masa iya gue main nyelonong masuk,"
"Dih sensi,"
"Teh Mir!!!"
Tok... tok..tok...
"OMMM COCON!!!!" Teriak El dari arah kamar mandi.
"Kenapa Lo? Kok nangis?" Tanya Jasson pada El yang hampir menangis.
"KAK MIYA!! Kepaya nya beldayah!! OM COCON!"
Laksa dan Teon sukses saling menatap kaget satu sama lain.
"JASSON MIRA KENAPA?"