"SUSTER RUANG RAWAT ATAS NAMA LANA LUMIRA SEBELAH MANA??"
Teon jauh lebih khawatir, Laksa masih mencoba mengatur nafasnya yang terengah engah.
"Ruangan atas nama Lana Lumira ada di kamar nomor sembilan belas, dekat lift di sebelah sana kak." Jelas sang suster tersebut.
"Oke thanks!"
Teon menarik lengan Laksa dan membawanya berlari ke arah ruang Mira. Saat Laksa benar benar akan masuk Jasson malah menahannya.
"Biar dokter periksa keadaan dia dulu! Lo tenang dulu, apus air mata Lo itu! Lo itu laki!" Sergah Jasson yang membuat Laksa menatapnya.
"Kenapa dia bisa kayak gini? Dia kenapa?"
"Lo mau tau penyebabnya?" Tanya Jasson dengan nada bicara yang sangat dingin, tak seperti biasanya.
"INI SEMUA GARA GARA LO LAKSA! GARA GARA LO MIRA HAMPIR MATI!" Jasson mendorong tubuh Laksa kasar, Laksa nyaris jatuh jika Teon tak menahannya.
"Om Cocon janan malahin om Aca!!" Rengek El sambil memeluk kaki Jasson.
"Om Aca!!!"
Laksa yang melihat El merengek pun langsung menggendong laki laki kecil itu.
"El mawu kelual!" El menunjuk ke arah pintu keluar. Laksa sekilas melirik Teon, Teon hanya mengangguk samar dan mengintruksikan Laksa agar membawa El keluar dari rumah sakit.
Laksa membawa El ke arah taman yang ada disekitar sana. El menangis sambil terus memeluk Laksa.
"El Ndak mawu kak miya menindal om!"
Laksa menyeka air mata itu, lalu memeluknya.
"Itu semua pasti gak bakal terjadi kok! El tenang aja ya?"
El hanya menangis.
"Bukan cuma El doang kok yang takut kehilangan kak Mira, Tapi om juga takut kak Mira tinggalin om El!"
****
"Puas Lo bang? Liat cewe yang Lo sayangin di sia sia in sama orang yang Lo percaya bisa jaga dia. Udah sadar kalo sekarang diri Lo itu bego bang?" Teon yang sedari tadi menatap Mira dari balik jendela pun beralih menatap Jasson yang masih berdiri disebelahnya.
"Yang Mira liat itu semuanya salah paham, Laksa itu enggak kayak gitu." Datar Teon sambil beralih menatap Mira lagi.
"Sampe kapan Lo mau bagus bagusin dia terus?"
"Gue gak bagus bagusin dia, gue tau semuanya soal perasaan dia. Soal rasa tulusnya dia ke Mira, gue tau semua itu. Dan gue merasa rasa tulus dia lebih besar dibanding rasa tulus yang gue punya." Jelas Teon tanpa melirik Jasson sedikit pun.
"Tapi apa buktinya? Dia cuma bisa bikin Mira celaka! Lo tau? El bilang Mira hampir bunuh diri, dan El yang coba nahan Mira biar ga ngelakuin hal bego itu! Dan Mira malah kepeleset gara gara El nahan dia terus terusan."
"Gue tau gue bego," lirik Teon agak perih.
"Buat sekarang gue cuma bisa berdoa semoga Tuhan kasih kesempatan buat Mira," Teon menatap Mira kosong.
"Kenapa Lo gak nyatain perasaan Lo ke dia sih?"
"Gue sayang sama Laksa, gue gak mau hubungan Deket gue sama Laksa hancur cuma gara gara perasaan gue yang datang gajelas."
"Lo masih percayain dia? Apa Lo gak kapok sama semua ini? Kalo suatu saat Mira meninggal karena ulah dia gimana hah? Lo mikir kesitu dong bang!"
"Tadi dokter bilang apa aja soal keadaan dia?"
"Dokter bilang kemungkinan besar Mira amnesia,"
TBC