54

23 5 0
                                    

Klek..

"Kok Laksa gak angkat angkat telpon dari gue ya?" Mira agak sedikit cemas saat Laksa tak mengangkat panggilannya yang ke lima kali.

Juan yang berniat masuk menemui Mira pun langsung menghentikan langkahnya saat melihat apa yang sedang Mira lakukan.

"Coba sekali lagi deh," Mira masih belum menyerah, ia masih mencoba untuk menghubungi Laksa.

"Yes!! Laksa angkat telponnya." Juan agak kecewa saat melihat Mira yang sangat antusias untuk bertemu dengan Laksa meski hanya lewat panggilan video.

"Sorry tadi gue lagi cuci piring, makannya telat angkat telponnya." Sahut Laksa yang membuat Mira tersenyum lebar.

"Gak apa apa, yang penting sekarang Lo angkat telpon dari gue," antusias Mira.

Laksa menatap agak aneh saat melihat Mira yang sangat bersemangat sekali untuk menelponnya, padahal waktu hari hari kemarin Mira sangat susah untuk Laksa hubungi.

"Kenapa Lak?"

"Kok Lo aneh?" Tanya Laksa sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Aneh gimana? Gue ngerasa biasa aja perasaan." Sahut Mira dengan cepat.

"Tumben banget Lo mau telpon gue dan semangat banget pas gue angkat telponnya? Lo kenapa?"

Wajah Mira langsung berubah.

"Lo gak seneng ya? Lo marah ya sama gue?" Tanya Mira agak murung.

"Loh bukan gitu maksud gue, maksudnya kan biasanya kalau gue telpon Lo sering gak mau angkat telpon gue, sering bilang kalau Lo lagi sama Juan. Sekarang gue ngerasa aneh aja kalau Lo telpon gue langsung."

"Sorry banget buat sebelum sebelummya karena gue gak pernah angkat panggilan dari Lo, kalau Lo mau marah yaudah marah aja. Gue telpon Lo kayak gini karena gue merasa ga enak udah gak berlaku adil sama Lo."

"Gue gak marah kok, jadi Lo ada apa telpon gue?"

"Juan bilang, kalau sebenernya pacar gue itu elo. Kalau beneran gitu ajarin gue buat inget sama hubungan kita. Gue sekarang mau bertindak adil, gue bakal kasih Lo kesempatan buat bantu kembaliin semua ingetan gue."

Saat Mira mengucapkan hal itu pada Laksa, entah mengapa hati Juan terasa jatuh mencelos. Padahal hubungannya dengan Sisil sudah benar benar berakhir, dan Juan mengakui jika ia akan mengejar Mira karena perasaan cinta yang dulu itu kembali bangkit.

Namun saat ia sudah benar benar jatuh pada Mira kembali, lagi lagi hanya luka yang malah ia dapatkan. Entah ini karma atau apa Juan juga tak tahu, kenapa tuhan mengembalikan perasaannya yang dulu kepada Mira dan membalikan hati Mira untuk Laksa dalam waktu yang bersamaan.

Juan pun tak habis pikir.

Disaat ia ingin mulai belajar untuk benar benar setia, justru orang yang dirinya sayangi malah menyakiti dan mengkhianati nya.

Juan sadar jika Mira meminta hal itu pada Laksa adalah hal yang wajar. Namun kenapa itu semua harus terjadi saat Juan benar benar ingin mencoba mengejar Mira? Mengapa Mira tak meminta itu sebelum Juan menolongnya dan membantunya sampai jatuh cinta kembali?

Juan jadi tak tahu harus berjalan kemana, Sisil pun sepertinya sudah kecewa padanya dan terasa mustahil juga untuk dirinya untuk tepat mengejar dan mempertahankan perasaannya pada Mira.

"Lo mau kan ajarin gue buat kembali inget sama semuanya, inget sama Lo, inget sama cinta kita, inget sama hubungan kita."


"Bentar bentar gue masih ngerasa aneh, kenapa Lo dengan cepetnya tiba tiba minta gue buat lakuin semua itu? Lo udah mulai percaya kalau gue ini pacar Lo yang sebenernya?"


"Gue liat sorotan Instagram Lo, ternyata isinya gue, Lo, sama El semua. Gue juga kasian liat El yang kayaknya berjuang banget buat kembaliin ingetan gue."

"Ya gue sih seneng seneng aja kalau Lo mau di bimbing, tapi gue takut kecewa."

"Kecewa karena apa?"

"Gue takut Lo bener bener gak bisa inget gue meskipun udah coba gue ingetin,"

"Kan belum di coba, kenapa malah mundur duluan?"

"Ngomong ngomong Lo sakit? Kok kayak di ruangan rumah sakit?"

Mira sedikit nyengir.

"Sorry gue baru kabarin Lo, gue masuk rumah sakit karena keracunan, dan gue baru sadar dari kemarin."

"Siapa yang RACUNIN Lo anjir?" Kaget Laksa yang membuat Mira tertawa dengan mimik wajah Laksa.

"Ya gatau lah, yang pasti gue keracunan."


"Tapi sekarang Lo baik baik aja kan?"

"Iya, gue udah agak mendingan kok."

"Terus kabar Lo sama Juan disana gimana?"

"Gue mutusin buat ngelepasin Juan, karena Juan juga sekarang bukan milik gue lagi, Juan sendiri juga lebih milih fokus sama hubungan dia sama pacarnya."


Juan semakin sedih.

"Nggak Mir, gue gak jadi balik ke Sisil. Gue mau nya balik ke Lo, Mir."


"Jadi kalian gak Deket lagi kan?"

Mira menggeleng.

"Yes!!!"

"Kok YESS sih?" Tanya Mira heran.

"Ya iyalah cowo mana yang seneng kalo pacarnya Deket sama mantannya?"













PRAKK..



"Ups—shit."



"Apa itu yang pecah Mir?" Tanya Laksa penasaran.

"JUAN? SEJAK KAPAN KAMU DISINI?"




"Loh katanya udah gak Deket sama Juan, tapi kok Juan ada disitu sih?"








"Loh katanya udah gak Deket sama Juan, tapi kok Juan ada disitu sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cie cembokur

Cie cembokur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senar Laksara | LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang