Makan Malam

372 39 21
                                    

Hari yang mendebarkan, Maya tidak bisa tidur dari semalam, dia takut nanti malam akan mempermalukan diri sendiri beserta Aldo dan Widya meski Aldo sudah berusaha menenangkannya.

"Non, itu kentangnya kenapa tidak dipotong?"

"Eh oh iya bentar bi"

Dari tadi Maya melamun hingga lupa memotong kentang untuk dia masak,

"Bi, ada yang mau saya tanyakan"

"Silahkan non"

"Bibi sudah bekerja dirumah ini dari Aldo kecilkan? bibi pasti tahu eyang putrinya Aldo"

"Oh iya non, nyonya besar memang terlihat tegas, sikapnya juga dingin, bibi takut non dengan nyonya besar, pernah waktu itu pembantu baru tidak sengaja memecahkan cangkir dan langsung dipecat"

Maya menegak ludah kasarnya, membayangkan dirinya akan diusir nanti malam jika membuat kesalahan

"Lalu bi, kerabat eyang bagaimana?"

"Sama saja non, nyonya besar memiliki 2 kakak perempuan dan 2 adik laki-laki, mereka semua sama tegas dan menakutkan, mereka jika bertemu orang baru mereka akan terus memerhatikan orang itu non"

"Seperti itu bi?" tanya Maya hampir menangis

"Kadang ketika berbincang mereka tidak menggunakan bahasa Indonesia, bibi juga tidak mengerti bahasa mereka non, mereka menguasai banyak bahasa"

"Eyang putri juga?"

"Jelas non, biasa nyonya besar berbicara dengan pak Aldo dengan bahasa Inggris atau apa gitu non, sesuka hati nyonya besarlah ingin menggunakan bahasa apa"

Maya melanjutkan masaknya, tapi pikirannya tidak berhenti beputar takut akan acara nanti malam.

*

Mereka bertiga sedang menyantap sarapan,

"Do, nanti kamu ikut ke bandara menjemput eyang-eyangmu?"

"Tidak sepertinya ma, masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan"

"Ya sudah, Maya nanti ikut mama ke salon ya nak"

"Relax saja May, nikmati waktumu disalon langganan mama" kata Aldo

"Ma, kata bibi eyang suka menggunakan bahasa asing ya?"

"Iya May"

"Tapi aku tidak bisa, bagaimana ini? sudah tidak ada waktu belajar"

"Tidak terlalu masalah, mama juga tidak bisa, dari dulu mama sudah berusaha belajar tapi tetap tidak begitu mahir"

Maya sedikit lega mendengarnya, tidak mau terlalu dipikirkan lagi karena kepalanya terasa mau pecah dari tadi.

Maya mengikuti mertuanya menikmati spa, menicure pedicure serta tidak lupa menata rambut agar lebih rapi dipandang.

*

"Lina, apa semua sudah siap?" tanya Ayu

"Sudah ma, tinggal menunggu kedatangan om dan tante"

"Makanannya?"

"Aku sudah menyewa koki khusus"

Ayu mengangguk puas,

*

Maya sudah siap dengan gaun indahnya, begitu juga dengan Aldo yang tampan dengan jasnya. Meski acaranya hanya dirumah tapi bagi kerabat mereka penampilan harus selalu rapi dan sesuai tema.

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang