Rumah Baru

371 41 25
                                    

Setelah dibujuk dan diberi pengertian Bella akhirnya mau tinggal bersama kedua orang tuanya.

Kini mereka sedang melihat-lihat rumah baru mereka, rumah yang super besar , terdapat banyak kamar yang indah, designnya juga sangat modern

"Bella suka sayang?" Tanya May

Bella mengangguk bahagia, dia bahkan memilih kamarnya sendiri.

"Kita beli rumah yang ini saja May, Bella sangat menyukainya"

"Iya aku setuju Do, kamu urus jual belinya , biar aku yang mengurus perabotnya"

Setelah melihat rumah mereka langsung menuju toko furniture,

Maya dengan teliti memilih perabot untuk rumah barunya, Bella juga ikut memilih untuk kamar barunya. Ini pertama kali dia memiliki kamar sendiri setelah sekian lama tidur berdua dengan ibunya.

"Om, Bella boleh tidak pilih yang ini?"

"Tentu boleh, apa tidak terlalu kecil? bagaimana jika yang itu saja?" Aldo menunjuk kasur yang lebih besar dan mewah

"Tidak usah om, yang itu lebih mahal, yang ini saja"

Aldo sedikit terkejut, dari bayi Bella tumbuh bergelimang harta tapi dia masih bisa  memutuskan mana yang dia butuhkan daripada membuang uang untuk hal yang tidak dia perlukan.

"Mau warna apa? Nanti papa yang memberi tahu orangnya"

Sebutan papa lolos begitu saja dari mulut Aldo tanpa dia sadari, Bella sebenarnya senang tapi berusaha menahan senyumnya.

Maya sudah menyelesaikan acara pemilihan perabot barunya, sebelum pulang mereka singgah direstoran.

"Bella mau makan apa nak?"

"Udon saja, eh sama sushi juga"

"Mirip papa ternyata seleramu" Bella hanya memberikan senyum pada ibunya.

Udon itu tersaji, uapnya masih mengepul tapi karena sudah lapar Bella terburu-buru memakannya

"Ah panas!" Teriak Bella membuat Aldo langsung berdiri duduk disamping Bella

"Sini papa tiup" Aldo dengan cepat memindahkan beberapa sendok udon ke piring kecil dan meniupnya

"Sudah tidak panas, ayo cepat makan" kata Aldo membuat Maya tersenyum, jika tidak ada Aldo maka Mayalah yang akan melakukan hal itu. Tapi kini sudah ada Aldo tugasnya terasa sedikit ringan.

"Om juga makan" Bella melirik udon Aldo yang sudah dingin dan mengembang.

"Tunggu Bella selesai makan saja"

"Tapi udonnya om sudah mengembang"

"Tidak apa Bel" jawab Aldo fokus kembali

Bella sudah selesai makan begitu juga dengan Maya, mereka kini menunggui Aldo makan, karena tidak enak ditungui Aldo makan terburu buru hingga tersedak,

Bella dengan cepat menyodorkan gelasnya

"Pelan pelan om, kami tidak apa menunggu kok"

Maya hanya seperti bayangan sedari tadi, dia menikmati momen ini apalagi disaat Aldo melakukan perannya sebagai ayah Bella, sungguh menyejukkan hati.

Mereka sekarang dalam perjalanan pulang, Bella tertidur sepanjang jalan, begitu sampai Maya ingin membangunkan putrinya itu.

"Jangan May biar aku gendong"

"Do! Bella sudah 12 tahun, kamu mana sanggup menggendongnya?"

"Bisa, kamu tenang saja, bantu aku menyandarkan tubuhnya dipunggungku May"

Aldo membawa Bella dipunggungnya , menaiki tangga menuju kamar , Aldo meletakan Bella dengan kelembutan, menyelimuti dan tidak lupa memberikan kecupan dikeningnya.

Maya yang baru naik tidak sengaja menutup pintu sedikit keras membuat Bella sedikit menggeliat

"Sssttt , tidur lagi ya Bel" Aldo mengusap kepalanya

"Jangan berisik May, anakku sedang tidur"

"Iya ,iya anakmu saja , bukan anakku kan?" Tanya Maya menyindir Aldo

"Anak kita" Aldo meralatnya dan berjalan memeluk Maya dari belakang

"Terima kasih karena sudah memberiku putri yang cantik" Aldo mengecup pundak Maya

"Terima kasih juga sudah menjadi suami dan ayah yang baik"

"Aku masih belajar menjadi ayah yang baik untuk Bella, tapi aku sudah menjadi suami yang baik untukmu kan?"

Maya berbalik, menggalungkan tangan dileher sang suami, Aldo mendekatkan jarak bibir mereka dan terjadilah pertemuan antar benda lembut itu, seakan lupa ada Bella mereka berciuman begitu panas hingga suara decapan terdengar jelas.

"Sudah Do, ada Bella"

"Jadi kapan?"

"Kapan apanya?"

"Itu ... " Tangan Aldo sengaja meremas benda didepannya

"Do! Jangan sekarang , Bella masih tidur dengan kita, tidak mungkin kita melakukannya"

"Kita harus lebih berusaha, biar Bella ada teman bermain"

"Adik untuk Bella?"

"Iya sayang apa lagi"

"Nanti ya Do, aku belum siap berbagi perhatian, selama ini semua hatiku hanya untuk Bella tapi sekarang sudah terbagi untukmu, aku belum siap membaginya lagi"

"Benar juga, aku masih ingin mendekat dengan Bella, memberikan semua waktu dan perhatian yang selama 12 tahun ini tidak bisa aku berikan"

"Tunggu Bella siap juga Do, dari dulu dia anak tunggal, pasti sulit menerima kehadiran adik baru"

"Iya , kita tunggu Bella siap" Aldo mulai mengendus leher Maya tapi Maya dengan cepat menghindar

"Sudah Do, nanti bablas"

*

Maya sedang memasak dibawah , Aldo dan Bella masih dikamar

Bella terbangun mendengar suara muntahan dari toilet, dia berjalan mendekati toilet

"Om kenapa?" Tanyanya pada Aldo yang duduk lemas dilantai

"Tidak apa Bel, jangan khawatir" jawab Aldo pelan tapi keringat terus bercucuran

"Om sakit? Mau minum obat? Atau ke dokter? Tunggu Bella panggil mama"

"Bel .. Bella .. " teriak Aldo ingin menghentikan Bella takut Maya ikut khawatir

"Aldo! Kamu kenapa?"

"Hanya mual dan diare sedikit"

"Kita ke dokter ya, bahaya Do bisa dehidrasi kamu"

"Nanti aku minum obat dulu, kamu jangan khawatir"

"Apa kamu salah makan?"

"Entahlah" Aldo merebahkan diri diranjang.

Bella tiba tiba masuk dengan semua obat yang bisa dia dapatkan dirumah ini

"Bel, ini apa?" Tanya Maya

"Obat untuk papa, tapi Bella tidak tahu yang mana ma" Jawab Bella panik tidak sengaja meluncurlah sebutan papa dari mulutnya

"Bella, papa rela jika harus sakit demi bisa mendengar panggilan itu" jawab Aldo yang begitu senang sudah naik pangkat secara resmi

"Papa!" Tanpa sadar Bella berteriak dan kemudian tersadar telah menyebut kata papa barusan, pipinya memerah

Aldo merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan sang anak,

"Anak papa yang baik, terima kasih sudah jadi anak papa"

Bella hanya mengangguk tersenyum dalam pelukan Aldo

"Tapi bukan berarti masa percobaan 3 bulannya batal ya pa" ucap Bella dengan senyum manisnya

...

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang