Menunggu

275 42 9
                                    

Jarum jam tetap berdetik, tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi, rasa kaki sudah tak mampu melangkah, namun waktu pun tak mau mengalah.

Keadaan Bella masih sama, sudah sekian minggu dia di ICU, Maya sudah seperti mayat hidup, badannya kurus, wajahnya pucat, jangan lupakan cekungan dalam dibawah matanya.

Hubungannya dengan Aldo kian dingin, tidak ada pembicaraan selama 3 minggu ini, hatinya sudah memulai proses menghapus nama Aldo yang terukir disana.

Setiap hari Widya dan Agatha bergantian menjaga Bella, takut sewaktu-waktu kondisinya memburuk.

"Indira sudah pulang?" tanya Agatha pada Widya , mereka sedang makan siang dikantin rumah sakit

"Sudah, kapan Bella bisa pulang juga? aku tak sanggup lagi melihat tubuh kurus yang setiap hari ditusuk jarum dan berbagai obat-obat"

"Aku yakin sebentar lagi Bella pasti sadar, dari kecil Bella selalu kuat , aku percaya dia juga pasti bisa memenangkan perjuangannya"

*

Maya mengelap badan Bella dengan hati-hati dengan handuk hangat, tangannya yang kini tinggal tulang berbungkus kulit, hati ibu mana yang tidak perih? sembari membersihkan badan Bella, airmatanya yang selalu datang tanpa diundang turut membasahi tubuh kecil itu.

"Bella sudah 3 minggu loh Bella tidur, kapan Bella mau bangun? Bella tidak kasihan sama mama?" tanyanya sambil terisak

"Biar aku saja" Aldo datang merebut handuk itu, Maya hanya membiarkan , dirinya sudah lelah berdebat dengan Aldo, dia juga merasa bersalah belum memberitahu kebenaran.

"Bella, papa bersihkan kakinya ya" Aldo memang kaki kecil itu, kakinya dingin, dia menggunakan kedua tangannya menggengam kaki kecil itu agar lebih hangat.

"Bella pasti kedinginankan? kenapa tidak bilang?" tanya Aldo dengan suara serak menahan tangis

"Nanti papa bawakan kaos kaki pink kesukaan Bella"

Maya tak sanggup berada disana, dengan cepat pergi agar hatinya bisa sedikit memiliki ruang karena sudah terlalu sesak rasanya.

"Bel, ayo bangun nak, kamu tidak bosan diruangan serba putih ini? disini dingin sekali Bel, kita pulang ya"

"Bella masih mau liburan bertigakan? waktu itu hanya ke Labuan Bajo, papa masih mau membawa Bella keliling dunia" ucap Aldo mengelus pipi dingin Bella

"Kenapa semua badan Bella dingin nak? nanti papa bawa selimut Bella ya dari rumah"

Aldo memberi kecupan hangat dikening Bella, airmata itu pun turun membasahi wajah Bella,

"Putri papa harus segera bangun ya" bisik Aldo ditelinga Bella kemudian beranjak dari ruangan dingin itu

*

Aldo pulang kerumah, melihat kondisi rumahnya yang luar biasa berantakan, piring gelas bekas tak dicuci, makanan sisa yang mengundang lalat , debu-debu yang tebal. Selama ini Aldo jarang pulang, dia memiih kembali kerumah Widya karena lebih dekat menuju rumah sakit.

"Sella ! Sella !" teriak Aldo kesal

"Ada apa?!" Sella terburu-buru lari keluar kamar

"Apa yang kamu kerjakan setiap hari?! kenapa rumah bisa seperti tempat sampah?!"

"Nanti aku bersihkan! sudah jarang pulang ! sekali pulang marah-marah!"

Aldo mencoba menahan emosinya, berlalu ke kamar Bella, dia kembali diberi kejutan kala melihat Indira sedang duduk diatas kasur Bella, serta dilantai banyak berserakan baju-baju Bella

"Indira !" sontak Indira terkejut

"Papa!"

"Siapa yang mengijinkanmu disini?! ini kamar Bella! dan kenapa kamu memakai pakaian Bella?!"

"Aku hanya meminjam sebentar"

"Ini tidak sopan!"

"Ada apa sih ribut sekali?" Sella masuk ke kamar

"Anakmu tidak tahu sopan santun!"

"Hanya perkara Indira memakai baju Bella? Memangnya tidak boleh ?"

"Pemiliknya sedang tidak ada ! Bagaimana bisa kamu seenaknya memakai tanpa ijin?!" Kesal Aldo sudah diubun-ubun

"Aldo! kapan kamu bisa berubah? Indira itu anakmu!"

Aldo dengan senyum penuh arti mendengar itu, dia tidak menggubris, membuka lemari dan mengambil beberapa kaos kaki dan selimut Bella.

"Tunggu sampai Bella membaik, aku ada kejutan untuk kalian" katanya sebelum keluar kamar

Tentunya mereka berdua sangat senang mendengar itu , membayangkan kado kejutan apa yang akan Aldo berikan

"Kira-kira kita akan diberikan apa ya? mobil?" Tanya Indira

"Dir, minta yang banyak, rumah, mobil, uang jajan, kalau bisa peternakan itu"

"Siap ma, nanti Indira minta"

*
Aldo kembali dengan selimut dan kaos kaki, dia langsung memakaikan pada Bella

"Sudah lebih hangatkan Bel?" Tanya Aldo pada anaknya yang tertidur

"Papa rindu berisiknya Bella, rindu keusilan Bella" tangan Aldo terus menggenggam tangan yang kecil itu

Maya masuk melihat pemandangan itu, dia diam, dia masih kesal tapi sekaligus berterima kasih.

"Kamu tidak perlu bolak balik seperti ini, aku tahu pekerjaanmu pasti banyak"

"Tidak masalah, aku akan disini, menemani anakku sampai dia sadar" Aldo mencium punggung tangan Bella

"May, setelah Bella sadar ada yang ingin aku sampaikan"

Jantung Maya seakan ditusuk tiba tiba, meski dia masih dingin dengan Aldo , dia takut apa yang akan Aldo katakan, dia juga takut bagaimana mengatakan kebenaran pada Aldo. Jika Aldo menolak Bella, dia akan bercerai dan berjanji akan hidup lebih bahagia bersama Bella tanpa Aldo.

...

TBC



Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang