Terkejut

466 41 27
                                    

Maya dan Aldo berada dirumah sakit untuk mengambil hasil pemeriksaan Maya dan benar saja Maya mengalami amnesia karena benturan keras dikepala.

"Kapan kiranya saya bisa mengingat masa lalu saya dok?" tanya Maya

"Itu tidak bisa dipastikan bu, kebanyakan pasien amnesia memiliki waktunya sendiri untuk mengembalikan ingatan ada pula yang tidak bisa mengingatnya kembali seumur hidup, tapi jangan dipaksakan bu karena dapat menyebabkan nyeri dikepala anda"

Aldo menggenggam erat tangan Maya, memberikan kekuatan untuk bisa menerima kenyataan.

Maya pulang dengan wajah gusar, kepalanya kosong tidak ada satupun yang dia ingat tentang keluarganya.

Begitu tiba dirumah Wijaya dan Agatha sudah menunggu mereka,

"Bagaimana hasilnya?" tanya Wijaya

"Seperti dugaan bapak sebelumnya, Maya mengalami amnesia" jawab Aldo

"May, orang tuamu ingin membawamu ke Jakarta, siapa tahu kamu bisa pelan-pelan mendapat ingatanmu kembali"

"Iya nak, ikut mama pulang ya" Agatha kembali berkata dengan nada memohon

"Ikut saja May, mereka ini keluargamu, kamu harus bisa kembali dekat dengan mereka" timpal Widya

"Ma tapi kerjaanku tidak bisa ditinggal" jawab Aldo

"Kamu tidak perlu ikut Do!" kata Widya

"Kenapa?!" Aldo tidak terima tidak diijinkan ikut

"Beri Maya waktu bersama keluarganya! kamu ini apa tidak bisa pisah sebentar" bisik Widya

"Tidak bisa ma !" jawab Aldo penuh penekanan

Maya sedari diam, dia bingung harus bagaimana tapi ada benarnya juga siapa tahu jika dia kembali kerumahnya dia akan mulai mengingat semua

"Aku akan mengemasi pakaianku dulu"

"Tidak perlu nak, dirumah pakaianmu masih lengkap" jawab Agatha

"Tapi aku perlu bersiap-siap" jawab Maya kemudian naik ke atas diekori Aldo

"May, berapa lama kamu disana?jangan lama-lama May, berikan aku alamatmu juga ya, nanti aku akan menyusul dan jika me-

CUP

Sebuah ciuman menghentikan rentetan kalimat tiada henti dari Aldo. Bukannya berhenti Aldo malah menarik tenguk Maya memperdalam ciuman itu hingga awalnya hanya ciuman singkat menjadi ciuman panas.

"Bagaimana jika bermain dulu?" alis Aldo terangkat

"Tidak ada waktu Do, mereka sudah menunggu"

"Sekali saja" tangan Aldo mulai bergerak tanpa perintah

"Aldo! jangan sekarang, setelah kembali saja" Maya mendorong tubuh Aldo menjauh

"Janji ya?"

"Iya sayang"

Maya kemudian turun, dan langsung masuk ke mobil putih itu

Selama perjalanan Maya hanya diam, Agatha terus menatap Maya tanpa henti.

"Ada sesuatu diwajahku?"

"Tidak, mama hanya masih tidak percaya kamu sudah kembali"

"Mama jangan buat Renata takut begitu" jawab Wijaya

Mobil SUV putih itu berhenti disebuah rumah, tidak, tepatnya seperti istana.

Maya terkaget melihat rumah didepannya ini, terlalu besar untuk ditempati mereka bertiga pikirnya.

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang