Berubah

237 36 13
                                    

Setelah bujuk rayu, Maya akhirnya ikut ke rumah sakit, tapi dari tadi hanya Aldo yang menggendong Nathan, sedangkan Maya tidak melepaskan tangan Bella sedikitpun.

"May, sudah waktunya Nathan minum susu"

"Susunya ada didalam tasnya, dibagian depan Do"

"Kamu gendong sebentar, aku ambil" Aldo sengaja menyodorkan bayinya

"Bella saja yang gendong"

"Ma, Bella mau ke toilet, sudah kebelet" Bella langsung berlari, mau tidak mau Maya menggendongnya sebentar, dia bisa melihat wajah tampan putranya,

"Sekalian kamu yang memberinya susu, tanganku pegal dari tadi menggendongnya" Maya tanpa membantah mengambil botol susu itu dan memberikannya pada Nathan

Aldo tentu senang, bukan apa karena mulai besok Agatha dan Widya akan kembali kerumah mereka masing-masing, Aldo harus bekerja, Bella harus kesekolah, mau tidak mau harus Maya yang merawat Nathan.

Mereka masuk keruangan dokter, berat badan Nathan kembali berkurang, belum lagi penyakit jantungnya yang harus segera dioperasi.

Aldo pulang dengan wajah sedih, begitu juga dengan Bella, jangan ditanya wajah Maya, wajahnya lebih parah dari benang kusut. Maya berharap setidaknya kesehatan putranya bisa lebih baik, tapi justru tidak, dia kembali menyalahkan dirinya.

*

"May, makan dulu ya, daritadi kita pulang kamu belum makan siang"

"Do, apa Nathan kita carikan pengasuh profesional saja? aku tak sanggup merawatnya" jawab Maya membuang wajahnya kesamping

"May, aku setuju tapi Nathan lebih membutuhkan ibunya, May dengarkan aku, jika kamu bisa menyayanginya aku yakin sekali , Nathan pasti akan lebih baik" kata Aldo penuh keyakinan.

"Apa benar begitu? aku takut Do, takut jika tiba-tiba napasnya sesak, aku takut dia-

"May, kita kan sudah ada 3 tabung oksigen , dan obat dari dokter juga selalu kita berikan padanya, kamu harus yakin, Nathan itu kuat seperti sapi-sapi kita"

"Aldo ! kenapa kamu samakan Nathan dengan sapi?!"

Aldo tertawa, akhirnya Maya bisa diajak bercanda

"Makan dulu, baru kamu temani Nathan, Bella juga harus mengerjakan tugas sekolah"

Maya menghabiskan makanannya kemudian berjalan ke kamar Nathan

"Ma ! untung mama datang Bella mau ke toilet, temani adek ya" Bella berlari ke kamar mandi menuntaskan panggilan alamnya

Maya mendekat, bayi itu tersenyum, Maya mencoba mengelus pipinya, bayi itu justru tertawa, melihat dia tertawa, Maya tidak sadar ikut tersenyum lebar,

Bella ingin keluar kamar mandi tapi melihat ibunya sedang berduaan dengan adiknya dia memilih mendekam di kamar mandi sedikit lebih lama.

Tangan Maya mengelus pelan kepala yang ditumbuhi beberapa helai rambut itu, mulutnya sama persis dengan Bella sewaktu dia bayi, tangannya yang mungil mengenggam erat jari ibunya seakan tidak ingin ibunya mengabaikannya lagi.

"Maaf ya Nathan, mama masih belum sanggup merawatmu dengan baik, tapi mama akan mencoba, biar Nathan bisa cepat besar bisa cepat dioperasi"

Maya menghabiskan hampir setengah hari dikamar itu , meski harus dipaksakan Maya tetap berusaha menerima kenyataan.

Aldo tersenyum masuk ke kamar itu, tentu pemandangan yang dia dambakan akhirnya terlihat juga, istrinya berbaring sambil menepuk pelan dada putranya.

"Do, sudah pulang?"

"Tidur lagi saja May, aku hanya ingin melihat Nathan sebentar"

Aldo mendekat terlihat gemas pada pipi Nathan, bibirnya mendekat tapi dipukul Maya

"Mandi dulu! jangan menyebar kuman dari peternakan"

Aldo berbalik ke kamarnya, Maya yang baru sadar Bella tidak terlihat dari tadi beranjak meninggalkan Nathan yang sudah tertidur pulas ke kamar Bella.

"Bella dimana? Bella? sayang ?" Maya mencari tapi tidak ada, dia merasa seperti de javu , seketika mulai panik mencari anak sulungnya.

"May! tenang ! ada apa? Nathan kenapa?"

"Bukan Nathan! Bella hilang lagi Do! Bella pergi lagi dari rumah!" Maya sudah menangis

"Tidak mungkin Bella pergi lagi May, kita cari ya"

Mereka mencari keseluruh sudut rumah, menelpon Widya dan Agatha, tidak ada, Bella tidak ada disana

"Aldo, Bella dimana?!"

Nathan yang menangis mengalihkan perhatian mereka, Aldo mengendong Nathan, Maya masih gusar duduk dikasur mengigiti kuku tangannya.

Setelah Nathan tenang, Aldo meletakkannya kembali dan berjalan ke kamar mandi hendak mencuci tangan

"Bella !" teriak Aldo membuat Maya berlari masuk ke kamar mandi melihat putrinya tertidur pulas dibath up

"Bella !" Maya membangunkan Bella dan memeluknya erat

"Mama kenapa?" tanya Bella yang belum selesai mengumpulkan nyawanya

"Kamu kenapa tidur disini Bel? papa mama mencarimu"

Bella hanya tersenyum , keluar dari bathup kering itu, kemudian merengangkan badannya berlari melihat adiknya.

"Adek tidur lagi?"

"Iya adek baru tidur lagi" jawab Aldo

"Bella jangan pergi ya nak" kata Maya

"Ma, tadi Bella kelupaan jadi ketiduran disana, tidak mungkin Bella pergi lagi, Bella sudah punya Nathan sekarang"

Maya kembali memandang putranya yang tertidur pulas, Maya mulai mengeluarkan pakaian kotornya dan turun kebawah mencucinya

"Jagain adek ya Bel" kata Maya sebelum menutup pintu

"Bel, kenapa kamu tidur disana tadi?"

"Tadi Bella sudah mau keluar, tapi melihat mama sedang bermain dengan adek, Bella memilih dikamar mandi dulu, tapi ternyata ketiduran"

"Bella anak yang pengertian, terima kasih ya Bel"

"Pa, mama sudah sayang sama adek?"

"Sepertinya, buktinya tadi mama menyuruh kita jagain adek kan?"

"Semoga mama bisa secepatnya berubah, kasihan adek"

"Bella, terima kasih juga sudah mengurus adek selama sebulan ini, jika tidak ada Bella adek akan tambah kasihan"

Bella berdiri tersenyum pada adiknya,

"Adek harus cepat sembuh ya, nanti kita main bareng"

Aldo kini sedikit lebih tenang, beban dipikirannya sedikit berkurang, hanya tinggal mencari cara mengobati Nathan dan merawat Nathan hingga siap untuk dioperasi.

...

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang