Mengejutkan

253 39 28
                                    

Maya terbangun dari tidur panjangnya , kepalanya pusing, dia mengedarkan pandangan keseluruh kamar. Ini kamarnya, dia mengingat kembali soal Nathan, dia panik berlari keluar kamar.

"Mama ! " Teriak Maya turun melihat Agatha disana

"Ma! Nathan mana ma? Masih dirumah sakit?operasinya sudah selesai?"

Agatha tanpa menjawab hanya memeluk Maya, mengelus punggungnya

"Ma ! Jawab! Nathan dimana?!"

"Sudah bersama Bapa di Surga nak"

Maya mundur selangkah, menggelengkan kuat kepalanya

"Tidak mungkin! Tidak! Mama bohongkan! Kemarin saja Nathan masih baik-baik saja! Mama bohong!" Maya histeris

Wijaya yang baru datang berusaha menenangkan anaknya,

"Kamu harus tegar! Ini jalan hidup yang harus Nathan jalani! Setidaknya dia sudah baik-baik saja sekarang"

Maya menangis lebih histeris, Agatha memapah Maya membawanya ke mobil menuju rumah duka.

Disana Aldo duduk termenung, Bella duduk disamping peti mati adiknya, air matanya terus mengalir

"Adek kenapa pergi? Kita kan belum sempat liburan bersama, masih banyak yang kakak mau lakukan bareng adek"

Maya tiba disana, matanya tertuju pada peti mati kecil yang berisikan tubuh kaku putranya, kakinya melemas, dia mendekat tapi langsung terjatuh disamping peti itu.

"Na-nathan, mama disini sayang, kita pulang ya" Maya hendak menggendong Nathan keluar dari peti tapi langsung dicegah Aldo

"May, jangan seperti ini May, biarkan Nathan tidur dengan tenang"

"Iya, aku mau bawa Nathan pulang Do, ayo pulang" kata Maya

Mereka semua tidak sanggup melihat reaksi Maya, selama prosesi pemakaman Maya hanya diam terus menangis.

Proses mengantar Nathan menuju peristirahatannya sudah selesai. Mereka semua pulang kerumah.

Begitu sampai kamar mata Maya langsung tertuju pada box bayi, dia kembali menangis, karena hal itu Aldo memindahkan semua barang Nathan ke kamar yang dulu sempat Nathan tempati.

Sebulan berlalu, suasana duka masih menyelimuti, tapi Maya dan Aldo sudah jauh bisa menerima kenyataan, berbeda dengan Bella, dia menjadi pendiam, tidak pernah terdengar lagi ocehannya.

"Do, Bella dikamar Nathan lagi?"

"Iya May, aku tidak tahu harus bagaimana lagi"

Setiap hari Bella akan meringkuk dipojokan kamar Nathan, memegangi baju dan selimut Nathan dan menangis disana, begitu juga dengan sekarang.

"Bel, sayang, mandi ya, sudah sore" bujuk Maya yang hatinya juga berat menginjakkan kaki dikamar ini

"Bel, jika kamu menangis terus kasihan adek nanti perginya berat" kata Maya menahan tangisnya

"Kenapa adek pergi jika begitu? Kenapa tidak disini saja?" Tanya Bella

"Bella mau nyusul adek aja ma, kasihan adek pasti kesepian"

"Bella! Kenapa bicara seperti itu? Mama tidak akan membiarkan Bella pergi! Bella sama mama! Selamanya sama mama!" Peluk Maya seraya ikut menangis, rasanya cukup Nathan yang pergi jangan Bella juga

Aldo berdiri didepan pintu tak sangup melihat kesayangannya hancur seperti ini, tapi apa mau dikata? Siapa kita bisa melawan takdir?

"Kita ke kamar ya" kata Aldo merangkul Maya dan Bella

"Do, aku merindukan Nathan"

"Aku juga, tapi kita harus ikhlas, harus May, hanya itu hal terakhir yang bisa kita lakukan untuk Nathan"

Maya kembali menangis, Aldo hanya bisa menjadi sandaran bagi Maya.

*

Hari ini Bella berbeda, dia bangun lebih awal dan sudah rapi duduk menunggu dimeja makan

"Bella tumben Do, biasanya dia menolak makan dimeja semenjak Nathan meninggal" bisik Maya pada Aldo

"Pagi ma, pa" sapa Bella membuat mereka berdua saling memandang

"Pagi sayang, kamu tumben nak, biasa sarapan dikamar?"

"Tadi malam Bella mimpi ketemu Nathan, punggung dan badan Nathan sudah normal ma, kaki adek juga sudah bisa bergerak" kata Bella tersenyum meski matanya sudah penuh air

"Nathan tersenyum terus pa, Bella senang sekali , Bella janji sama Nathan tidak akan menangis lagi"

"Bella" Maya menangis merangkul putrinya, dia turut bahagia jika Nathan sudah bahagia juga disana.

Mulai hari itu, Aldo mengunci kamar Nathan, mereka tidak akan masuk ke kamar itu lagi, membiarkan Nathan bahagia disana tanpa mendengar isak tangis mereka semua.

*

Aldo semakin sibuk dengan pekerjaannya, banyak proyek luar negeri membuat dia jarang dirumah

"Ma, papa pergi lagi?"

"Iya sayang, cuman seminggu kok"

"Papa sekarang sehari dirumah 6 hari diluar"

"Papa kerjakan buat kita sayang"

"Bella juga kangen gangguin papa"

"Sabar ya, tunggu papa pulang"

Dirumah mereka hanya menghabiskan waktu berdua, tidak banyak yang mereka lakukan, pergi mencuci mata, pergi kuliner atau menginap dirumah orangtua Maya.

Seminggu berlalu dengan cepat, hari ini Aldo pulang dari Vietnam.

Bella dan Maya sudah menanti dirumah dengan masakan yang banyak.

Pintu depan dibuka, Aldo masuk

"Papa !" Bella memeluk Aldo, Maya mengerutkan dahi melihat seorang wanita dengan anak yang sebaya dengan Bella

"Mereka siapa Do?" Aldo terdiam

"Aku calon istri Aldo, dan ini Indira anak Aldo"

....

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang