"Eyang !! ayo bangun sudah siang, Bella mau makan sate lilit yang kemarin" Bella menggoyang badan Widya hingga eyangnya terbangun
"Masih gelap sayang"
Bella turun dari kasur dan membuka tirai lebar-lebar
"Eyang ini sudah jam 9"
Widya akhirnya duduk,
"Pagi kesayangan eyang"
"Pagi juga eyang kesayangan Bella"
"Bagaimana suasana hatimu? sudah lebih baik?"
"Bella tidak mau membahas itu"
"Bel, sini duduk dengarin eyang, kan kemarin sudah janji jika eyang menuruti keinginan Bella, kamu harus mau mendengarkan kata eyangkan?"
Bella mengangguk dan duduk didepan eyangnya.
"Coba katakan dengan eyang, kenapa kamu tidak mau punya adik?"
Bella masih diam, wajahnya menunduk, tangannya terus menggenggam tangan eyangnya
"Eyang mengerti, selama ini Bella merasa kasih sayang semua orang untuk Bella, dan Bella takut itu berubah kan?"
Bella masih diam, netranya masih setia menatap kasur
"Hei, dengarkan eyang , Bella harus percaya sama papa mama, meski kamu ada 10 adik pun papa mama tidak akan berkurang sayangnya dengan Bella, eyang saja ada 5 adik, tapi ayah ibu eyang tetap sayang, malah lebih sayang eyang karena eyang bisa membantu menjaga adik-adik"
"Tapi kata teman Bella jika punya adik itu pasti mama papa melupakan Bella, belum lagi katanya kakak harus mengalah pada adik"
"Tidak semua seperti itu Bella, tidak ada orang tua yang bisa melupakan anaknya, percaya sama eyang, untuk masalah mengalah itu tergantung, misalnya Bella mau makan mie instan tapi adik mau makan nasi, papa dan mama pasti mempertimbangkan mana yang lebih baik, bukan selalu Bella mengalah dan menuruti keinganan adik, semua itu harus dipertimbangkan sayang, tapi kadang kita salah mengartikan"
"Tapi Bella belum siap punya adik, belum siap melihat mama mengurus orang lain selain Bella"
"Semua butuh waktu sayang, pelan-pelan pasti Bella bisa, jika Bella belum siap Bella ikut eyang saja dulu, nanti eyang bawa Bella jalan-jalan lagi"
"Nanti mama papa lebih sayang adik bagaimana?"
"Nah ini, ini penyakit hati, Bella tidak boleh berpikir seperti itu, kita harus melakukan yang terbaik, dan percaya yang baik juga akan kembali ke kita, Bella bantu jaga adik, pasti mama papa tambah sayang dengan Bella"
"Sudah kita masih punya beberapa hari, Bella bisa memutuskan jika mau tinggal dengan eyang juga boleh"
Bella mengangguk lalu berjalan ke kamar mandi, Widya melihat ponselnya dan banyak panggilan dari Aldo.
Widya kembali mengingat 3 hari yang lalu, dia kembali dari Turki lebih cepat dan tidak memberitahu Aldo, malam itu ada yang mengetuk pintu rumahnya jam 1 pagi.
Pembantu Widya juga terbangun, mereka takut, antara pencuri atau hantu, tapi pencuri pasti langsung masuk, bagaimana jika hantu?
"Bu, saya takut"
"Saya juga bi, coba bibi buka" Widya mendorong bibi lebih maju, dan begitu pintu terbuka Widya dan Bella sama-sama kaget.
"Bella?!"
"Eyang?!"
"Kamu kenapa kemari subuh-subuh seperti ini?"
Bella berhambur kepelukan Widya sambil menangis kemudian menceritakan unek-uneknya, awalnya Bella ingin bersembunyi dirumah ini tapi siapa sangka Widya sudah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inheritance Love
RomanceBerdamai dengan masa lalu memang tidak mudah, Tapi Masa lalu itu bagian dari cerita kita. -Aldo&Maya-