Pernikahan

452 39 27
                                    

Malam ini Dimas datang bersama ibunya, mereka datang untuk membicarakan pernikahan.

Maya dan Bella belum pulang dari acara pesta ulangtahun teman Bella.

"Jadi bagaimana Dimas?"

"Saya berencana menikahi Renata 2 minggu lagi , menurut om bagaimana?"

"Om setuju saja, semakin cepat semakin baik" ujar Wijaya tanpa sepersetujuan Maya

"Untuk tempat resepsinya biar digelar dihotel kami saja" ujar ibu Dimas

"Oh boleh itu, saya setuju, hotel kalian memang lebih cocok untuk acara besar ini" kata Wijaya

Agatha sedari tadi diam, dia tahu putrinya pasti tidak akan setuju

"Jeng, jangan khawatir, kami pasti akan merawat dan menyayangi Bella seperti cucu kami sendiri"

Agatha hanya tersenyum mendengar ucapan calon besannya ini. Dia tidak mempermasalahkan Bella dia tahu Bella sangat menyukai Dimas beserta ayah ibunya tapi masalahnya di Maya.

Mereka berempat makan malam bersama dengan tenang, tak lama Bella pulang berlari memeluk opanya.

"Bagaimana pestanya ? Menyenangkan?" Tanya Wijaya

"Tentu saja opa, ada banyak sesi yang menarik"

"Jika begitu tahun ini kita rayakan juga untuk Bella ya yang lebih meriah" ucap ibu Dimas

Bella mengangguk antusias, Maya masuk dengan wajah lelahnya bosan menunggui 3 jam acara putrinya itu.

"Ta, sini duduk , ini ibu Dimas"

"Malam tante"

"Loh kok masih panggil tante, mama dong Ta , 2 minggu lagikan kamu akan menikah dengan Dimas"

Maya tersentak,

"Menikah?! Siapa yang akan menikah?"

"Renata! 2 minggu lagi kamu harus menikah dengan Dimas!"

"Tidak mau pa! Aku tidak akan menikah dengan siapapun lagi! Aku ini sudah bersuami!"

"Renata diam! Aldo itu bukan suamimu ! Lagipula ibunya tidak akan bisa menerima Bella!"

Maya mengigit bibir bawahnya menahan kesal , mengepal tangannya kuat, pikirannnya kembali kalut mengingat mertuanya tidak bisa menerimanya kembali.

"Sudah om, biar Renata tenang dulu jika belum siap kita bisa menundanya Ta"

"Tidak perlu Dimas, tetap acaranya 2 minggu lagi !"

Maya yang menangis berlari ke kamar, suasana menjadi canggung terlebih untuk ibu Dimas

"Maafkan Renata, dia masih belum pulih" ucap Agatha

Dimas dan ibunya pulang, Wijaya segera masuk dengan amarah memuncak ke kamar putrinya

"Renata! jangan buat malu papa! Sudah cukup kejadian belasan tahun lalu! Jangan sekarang kamu ulangi lagi!"

"Maksud papa apa?!"

"Kamu masih belum bisa mengingatnya? baik papa ingatkan kamu! Kamu itu hamil diluar nikah!"

Wajah Maya berubah seketika, dia tidak percaya dia benar hamil diluar nikah,

"Sekarang ayah dari anakmu sendiri saja sudah tidak tahu dimana keberadaanya! Sudah untung keluarga Dimas mau menerimamu apa adanya!"

"Apa kamu tidak kasihan pada Bella?selama ini dia selalu dikatai anak haram oleh ibu teman-temannya!"

"Jika kamu menikah , Bella akan punya ayah! Dan jangan harap Aldo akan bisa menerimamu! Ibunya tidak akan pernah bisa menerima Bella!"

"Kenapa papa bisa begitu yakin?!"

"Karena sudah berapa lama kamu disini dan mereka tidak datang sama sekali menjemputmu! Bukankah itu bukti yang cukup?!"

"Aldo itu anak tunggal! Papa kenal almarhum ayahnya seorang yang cukup terpandang di Bandung! Tidak mungkin dia mau menerima wanita yang pernah hamil diluar nikah beserta anaknya! Jangan mimpi kamu! Ingat pernikahan kamu 2 minggu lagu!"

Wijaya keluar dengan wajah merah, Maya terduduk diranjang, memikirkan wanita seperti apa masa lalunya hingga bisa hamil sebelum menikah.

Maya menghapus airmatanya, tidak ada gunanya dia menangis sekarang, dia mengambil ponsel dan mengirimi Aldo pesan.

"Maafkan aku Do, tapi mari kita akhiri hubungan kita disini, aku harap kamu bisa menemukan wanita yang lebih baik dariku , terima kasih untuk beberapa waktu ini, aku akan segera menikah tolong jangan hubungi aku lagi"

Maya menekan tombol send kemudian mematikan ponselnya, menangis begitu keras hingga terdengar diluar kamar, Bella turut sedih melihat ibunya seperti ini. Tapi apa yang bisa dia perbuat?

Disebrang sana, Aldo yang mendapat pesan itu bagai mendapat hantaman batu besar , dia tidak percaya Maya begitu mudah melepaskannya sedangkan disini dia sudah hampir gila memikirkannya.

"Ternyata cintamu tidak sebesar yang selalu kamu bilang, baiklah semoga kamu juga bahagia, semoga kita tidak pernah bertemu lagi!"

Aldo membalas pesan itu, jarinya gemetar hatinya runtuh tapi dia harus tetap menghargai keputusan Maya.

Hari pernikahan semakin dekat, Maya disibukan dengan persiapan ini dan itu.

Pagi ini dia baru berani menghidupkan lagi ponselnya, mengecek balasan dari Aldo

Hatinya sakit membacanya, inilah akhir dari pernikahannya dengan orang yang amat dia cintai.

Mencintai memang tak harus memilki mungkin itu yang paling cocok untuk keadaan mereka sekarang.

Meski terpaksa tapi pernikahan ini harus terlaksana, Maya tidak mau membuat malu kedua orangtuanya lagi.

*

Bella menemani ibunya diruang hias, Maya sangat anggun dengan gaun putih itu.

"Mamanya Bella cantik sekali"

"Tentu makanya Bella juga cantikkan?"

"He em" jawab Bella tersenyum

Maya memegang kedua tangan Bella

"Terima kasih sudah mengijinkan mama menikah lagi ya sayang"

"Mama harus bahagia, mama sudah berkorban banyak untuk Bella"

"Anak gadis mama memang sudah besar sekarang"

"Ayo ma kita keluar"

Bella menggandeng Maya menuju altar, kemudian Wijaya mengandeng tangan putrinya berjalan hingga berhadapan tepat dengan mempelai pria.

"Aku serahkan anakku padamu , aku harap kamu bisa membahagiakannya"

Aldo dengan senyuman tiada henti menyambut tangan itu dan menggenggamnya erat.

Maya dan Aldo saling berjanji untuk mencintai hingga akhir hayat, dan hari ini mereka benar-benar resmi dimata agama serta hukum.

Widya langsung menyerahkan buku nikah mereka agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan kelak.

.....

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang