Baikan ⚠️

503 39 18
                                    

Aldo yang tidur sendiri tidak bisa tidur nyenyak, dia terbangun jam 4 subuh, sudah berguling ke kiri dan kanan tetap saja dia tidak bisa kembali terlelap.

"Lebih baik aku lari pagi saja"

Sebelum pergi Aldo melihat ke kamar Bella dan Bella dan Maya masih tertidur pulas.

Maya terbangun tak lama setelah Aldo pergi, dia menoleh kearah Bella yang masih mendengkur halus.

Melihat jam masih pukul 4.25 pagi, dia berjalan keluar kamar berniat mengintip ke kamarnya.

"Kemana dia?apa di toilet?"

Maya memeriksa tapi tidak ada , dia turun dengan panik tapi lega kala melihat kunci mobil masih ada.

Tentu saja dia takut jika Aldo pergi subuh-subuh seperti ini yang ada pikirannya akan kembali terbang entah kemana.

Maya kembali ke kamarnya dan memilih mandi air hangat.

Aldo yang sedang lari pagi berputar arah kembali kerumah karena perutnya sakit.

Dengan cepat dia membuka pintu kamar mandi tapi dia mendapati Maya sedang mandi dibawah shower.

Dia tersenyum lebar, menutup pintu dengan pelan dan menguncinya, membuka semua bajunya dan langsung masuk ke shower box itu, sakit diperutnya pun tahu diri, pamit terlebih dulu dan akan kembali nanti.

"Aldo! Kamu!" Maya berbalik kaget melihat tubuh telanjang suaminya.

Aldo langsung menghimpit Maya ke sudut box itu dan mematikan air.

"Do! Awas aku mau keluar!"

Aldo semakin menempelkan dadanya hingga kedua buah itu menempel didadanya.

"Aku sedang tidak ingin!" Maya berusaha mendorong dada Aldo tapi tangannya langsung mengarah kebelakang, jari tengahnya menggesek di belahan bokong putih itu.

"Ah ! Aldo !" Maya berusaha menahan erangan kala jari jari Aldo mulai menyentuh area sensitifnya.

Badan Maya mulai panas kala bibir Aldo menyesap lembut bibirnya. Maya ingin menolak tapi gairahnya juga sudah dipuncak, dia pun membalas ciuman itu.

Bibir Aldo merambat hingga leher, Maya sudah bergerak tidak nyaman karena sensasi itu, hidung Aldo mendusel dada kenyal itu.

Mengecup hingga perut membuat Maya merasa geli sekali, Aldo semakin turun hingga sudah didepan benda kesukaannya , dia menaikan satu kaki Maya ke pundaknya, kepalanya menelusup masuk kesana.

Lidahnya bekerja maksimal, dia jilati perlahan, seperti vakum dia menyedot kuat liang itu

Badan Maya bergelinjing , tangannya menempel kuat dikaca box itu.

"Do ! Stop Do ahh ~ stop " pinta Maya

"Kamu yakin sayang?"

Bukan apa, Maya merasa gelombang kenikmatan akan segera datang, dia gengsi jika orgasme beberap menit setelah disentuh Aldo , menunjukan dia juga sebenarnya merindukan suaminya.

Tapi terlambat, mulut Aldo terlalu berbakat dan akhirnya Maya mengeluarkannya.

Kakinya gemetar, Aldo bangkit mengecup lehernya ganas,

Tangan Maya langsung naik ke leher suaminya, tangan Aldo masih setia dibelakang meremas remas bokong itu.

Kaki Maya naik hingga pinggul Aldo, bibir mereka masih beradu panas, kalungan tangan Maya semakin dipererat , tangan Aldo menopang tubuh Maya agar tidak terjatuh dari gendongannya.

Aldo membawa Maya duduk diatas kloset, dengan ciuman yang enggan dihentikan.

Milik Maya merasakan milik Aldo semakin keras.

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang