Pilihan

418 38 10
                                    

"Jadi bagaimana penawaranku?" kata Lina dengan mata tajam menatap Sari dan Maya bergantian

"Jadi bagaimana penawaranku?" kata Lina dengan mata tajam menatap Sari dan Maya bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi bu Lina, saya sudah terlanjur menyetujuinya"

"Asal kamu setuju untuk berjabat tangan dengan saya, akan kupastikan Widya tidak akan marah dan kehidupan kalian akan terjamin"

"Nek, mungkin ini waktunya kita pergi dari sini dan memulai hidup yang baru, aku juga tidak ingin menikah nek"

"May!" bentak kecil Sari

"Oh jadi ini yang kamu lakukan Lina? memberikan banyak uang untuk mereka agar menggagalkan pernikahan Aldo?"

"Widya !" Lina bangkit berdiri

"Dari dulu memang kamu tidak pernah berubah, sifat licikmu itu sudah tidak ada obatnya Lina !"

"Jangan berteriak dulu Wid, kita masih belum tahu apa jawaban Sari"

Widya menatap Sari, matanya bergetar takut jika Sari lebih memilih pergi dengan cek senilai 2 miliar yang diberikan Lina

"Maaf bu Lina, tapi saya tetap setuju dengan pernikahan Maya"

"Kamu ! tidak tahu diuntung !" Lina merampas cek itu dan pergi dari rumah Sari

"Terima kasih karena sudah tidak terpengaruh dengan Lina" ucap Widya pada Sari

"Saya sudah terlanjur janji, saya harus menepatinya bu"

"Maya, malam ini kerumah ibu ya, kita harus membicarakan pernikahan kalian"

"Bu tapi saya masih belum siap"

"Kenapa belum siap? setelah menikah kamu tidak perlu bekerja memetik teh lagi, tinggal mengontrol para pekerja saja, tidak ada yang perlu disiapkan"

"Bukan itu bu ta-

"Sudah May, ikuti perkataan bu Widya"

Widya tampak amat bahagia hari ini, semua rencananya berjalan lancar

"Do ! buka pintunya ! kamu sedang apa? kenapa tidak turun makan siang?"

Widya membuka pelan pintu kamar Aldo

"Do ! Aldo !" Widya menggoyang tubuh Aldo yang tertidur dalam posisi duduk

"Ah , mama kenapa?"

"Ada yang mau mama bicarakan"

"Minggu depan kamu akan menikah"

"HAH?! minggu depan?! apa tidak salah ma?! kenapa cepat sekali?!!"

"Kita tidak punya banyak waktu Do!"

"Ma ! aku juga perlu waktu ma"

"Tidak perlu ! hanya menikah perlu waktu apa?! kenapa kalian berdua sama? memerlukan waktu dan kesiapan?"

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang