Bulan Madu I

440 38 16
                                    

Widya sedang melihat beberapa brosur pariwisata,

"Sedang apa ma?"

"Do, sini bantu pilih, yang ini apa yang ini?"

"Yang ini lebih menarik ma sepertinya, mama mau liburan?"

"Tidak , mama dirumah saja"

"Lalu ini untuk siapa?"

"Kalian, kan kalian belum sempat bulan madu"

"Mama ! tidak ! aku tidak mau !"

"Aldo ! kasihan Maya belum pernah jalan-jalan"

"Jika begitu mama saja dengan Maya yang berangkat"

"Aldo ! sekali saja ya, kasihan Maya dia baru berduka sekarang ajak dia berlibur ya" bujuk rayu Widya

"Ke pulau itu? aku belum pernah mendengar nama pulau itu"

"Iya, ini suasanya sangat asri, cocok untuk kalian"

"Tanyakan pada Maya ma, jika aku yang mengajak dia pasti tidak akan mau" Aldo ingin mengigit lidahnya sendiri, bagaimana bisa dengan mulus berkata seperti itu

Widya yang girang langsung berlari keatas tidak membuang kesempatan takut Aldo berubah pikiran,

"May, lagi sibuk nak?"

"Tidak ma, baru selesai mandi, ada apa?"

"Ini, kamu ke pulau ini ya? jalan-jalan sekalian menyegarkan pikiran"

"Kita bertiga ma?"

"Kalian berdua, ini hadiah bulan madu untuk kalian"

"Hah?! tidak perlu ma, aku dirumah saja"

"Aldo sudah setuju May"

"Aldo setuju?" tanya Maya tidak percaya

"Iya, kamu siap-siap penerbangannya besok pagi" kata Widya langsung beranjak pergi

"Ma ta-tapi ma ..."

Maya mulai gelisah, bulan madu? berdua? bagaimana jika tejadi apa-apa?

Aldo masuk kamar, suasana kembali cnaggung

"Mama sudah bilang padamu kan?"

"Sudah"

"Kemasi bajumu, kita pergi hanya beberapa hari" kata Aldo langsung keluar karena tidak tahan dengan kecanggungan ini

Malamnya Maya langsung memasukan beberapa baju ke dalam koper begitu juga dengan pakaian Aldo

"Kamu sudah menyiapkan bajuku juga?"

"Iya, kenapa?"

"Oh tidak, aku kira kamu hanya menyiapkan milikmu, terima kasih"

"Sudah tugasku" kata Maya

*

"Sudah semua?" tanya Aldo yang menyeret koper hendak ke bandara

"Selamat bersenang-senang kalian, jangan lupa oleh-oleh untuk mama ya"

"Mama mau apa? nanti kami belikan"

"Cucu" jawab Widya dengan wajah berseri

"Ayo berangkat" Aldo langsung berjalan mendahului Maya , pura-pura tuli

Perjalanan ke pulau itu sangat jauh, setelah naik pesawat mereka harus mengendari speedboat selama 1 jam setelah itu dilanjutkan dengan mobil 2 jam.

Aldo dan Maya sudah amat lelah, begitu sampai mereka diantar penginapan.

Mereka kaget karena tempatnya sangat terpencil, ini bukan tempat wisata , lebih tepat seperti desa terpencil tapi memang pemandanganya sangat indah dan udaranya sangat segar.

Mereka menaiki tangga menuju pondok tempat mereka tidur, tidak luas hanya ada satu kasur besar didalamnya.

"Apa ini?! aku kira kita akan tinggal dihotel! ini pasti semua rencana mama!"

"Istirahat dulu, marahnya nanti saja, punggung dan pinggangku terasa mau patah"

"Apa yang bisa kita lakukan disini? apa ada wahana lain? atau tempat lain yang bisa kita kunjungi?"

"Nanti saja kita tanyakan pada orang yang mengantar kita tadi"

Aldo dan Maya memilih tidur, badan mereka meronta akibat perjalanan super panjang ini.

*

"Non Maya ! mas Aldo ! Non Maya ! mas Aldo !" terdengar suara orang yang meneriaki mereka dengan pengeras suara

"Siapa itu?" tanya Maya membangunkan Aldo

Mereka berdua keluar dan melilhat sepasang suami istri yang sedang melambai pada mereka dibawah

"Ayo sarapan"

Aldo dan Maya langsung turun karena semalam mereka melewatkan makan malam,

"Semoga suka ya"

Aldo dan Maya sangat menikmati sarapan itu, meski sederhana tapi sangat enak.

"Apa benar ini tempat wisata?" tanya Aldo

"Iya benar, tapi masih baru, jadi masih sepi"

Maya mengangguk paham , kembali melanjutkan acara makannya

Selesai sarapan mereka diantar pak Mojo berkeliling, memang luar biasa pemandangan disini, ada laut yang indah, gunung yang menjulang tinggi membuat tempat ini cocok dijadikan tempat wisata, tapi karena letaknya diatas gunung membuat udaranya sangat dingin.

Aldo dan Maya memilih duduk dibangku tepi pantai menikmati es kelapa muda.

Pikiran mereka seakan tenggelam sambil menyaksikan ombak yang berderu.

"Apa yang sedang kamu lamunkan?" tanya Aldo

"Aku tidak memiliki kenangan bersama orangtuaku" jawab Maya pelan

"Aku dengar orangtua mu meninggal sewaktu kamu masih bayi"

"Benar tapi aku tidak mengingat sama sekali masa kecilku"

"Itu wajar, aku juga sudah tidak mengingat apapun tentang masa kecilku"

"Kamu pasti bahagia memiliki keluarga yang lengkap"

"Tidak juga, mama hanya istri kedua, bunda selalu memiliki cara agar papa tidak datang menemui kami, bahkan pernah papa dan bunda serta Aldi pergi liburan sedangkan kami hanya dirumah"

"Benarkah?"

"Iya, semua orang pasti memiliki luka dan masa lalu yang ingin dikubur dalam-dalam"

"Masa lalu apa yang ingin kamu kubur ?"

"Ada, sesuatu yang sangat berat, bahkan aku pun tidak tahu harus sampai kapan dihantui rasa bersalah seperti ini"

Maya kembali memandang kelaut lepas,

"Ada kalanya aku ingin menyusul nenek saja, aku merasa tidak memiliki tujuan hidup lagi"

"Aku juga May, aku bahkan pernah melakukan pecobaan bunuh diri beberapa kali tapi digagalkan mama"

Maya melonggo tidak percaya, pria yang dia sangka kuat ini ternyata lebih lemah darinya

"Bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah Do"

"Iya, maka dari itu sejak saat itu aku berusaha bangkit kembali hingga aku bisa ada disaat ini" kata Aldo menyesap air kelapa itu sambil berharap 'dia' akan baik-baik saja meski entah ada dibelahan bumi mana.

....

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang