Kabur dari Rumah

296 37 17
                                    

Maya sudah dirumah, dia berbaring dikasur menatap langit kamar. Tanganya bergerak memutar perut ratanya.

Perasaan yang seperti familiar untuknya, seperti saat pertama kali mengetahui dia sedang hamil Bella dia tidak menginginkan Bella karena tidak jelas siapa ayahnya tapi sekarang perasaan ini muncul lagi karena anak ini datang disaat tidak tepat.

Maya sangat menyayangi Bella, dia tidak pernah ingkar janji ataupun mengecewakan anaknya. Tapi sekarang dia harus bagaimana?

"Mama !" Teriak Bella datang memeluk ibunya yang sedang berbaring.

"Bella rindu sekali" kata Bella kini memeluk erat ibunya

Aldo ngeri melihat Bella yang langsung melompat ke kasur takut akan mengenai perut Maya.

"Mama juga Bel, kamu jangan sering menginap dirumah opa oma lagi , mama sendiri dirumah bosan"

"Kan ada papa ma"

Maya masih kesal pada Aldo, mendengar namanya saja sudah menjengkelkan.

"Mama masih sakit? Kata papa perut mama sakit?" Bella mengelus lembut perut ibunya.

"Mama sudah sembuh , cuman butuh istirahat saja"

"Ma tunggu sebentar ya Bella bawa roti kesukaan mama"

Bella langsung keluar mengambil rotinya.

"Kapan kamu akan mengatakan padanya?" Tanya Aldo

"Nanti, biar aku pikirkan caranya, aku tidak bisa membayangkan betapa kecewanya Bella padaku"

"May! Bella itu anak kandung kita, anak diperutmu juga anak kandung kita, aku mengerti Bella takut kasih sayang kita terbagi, tapi kita pasti bisa berlaku adil, berbeda jika Bella anak sambung kita, wajar jika dia takut!"

"Semua karena kecerobohan mu Do!"

"Aku tahu, tapi tolong jangan bersikap seakan anak yang kamu kandung seperti anak yang tidak diinginkan!"

"Maksud papa? Anak yang dikandung mama?" Bella tiba tiba sudah didepan pintu dengan 2 roti ditangan

"Bella , mama bisa jelaskan nak" Maya berusaha duduk

"Bella! Kamu sudah dewasa kamu harusnya bisa mengerti, sebentar lagi kamu akan punya adik dan kamu harus terima!" kata Aldo tegas mencengkram bahu Bella

Airmata Bella lolos dari matanya,

"Mama bohong! Mama ingkar janji!" Kata Bella terisak

"Bella mama bisa jelaskan sayang" Maya mendekati tapi Bella selalu mundur

"Bella! Jangan kekanakan seperti ini!"

"Aldo! " Bentak Maya

Bella berlari masuk ke kamar dan menguncinya

"Sayang ... Bella ... Buka pintu nya sayang, Bella dengarkan mama"

"Mama pembohong! Bella benci mama!" Satu kalimat yang sukses mengoyak hati seorang ibu

Maya merasa Bella perlu waktu sendiri sekarang, dia tidak akan memaksa untuk menjelaskan.

"Puas kamu ?!" Tanya Maya melihat Aldo duduk diujung kasur dengan tangan menutup mulut hingga hidungnya.

"May bukan begitu maksudku tadi, aku terbawa emosi"

"Sudah senangkan kamu? Sudah senang keinginan kamu terwujud?!"

"May, maaf May ini semua salahku" Aldo mendekati Maya dan memeluknya.

Maya melepas pelukan itu kembali keatas kasur melanjutkan acara nangisnya.

Aldo keluar dan mengetuk pintu Bella, tidak ada jawaban dari dalam

"Papa minta maaf Bel, papa tidak bermaksud memarahimu sayang"

Aldo menyerah, sudah 30 menit Aldo memnujuk tapi tidak ada respon, dia kembali ke peternakan berharap malam nanti semua sudah baik baik saja.

*

Bulan sudah bersinar terang, tapi tidak untuk penghuni rumah ini.

"Sayang, makan dulu Bel, kamu belum makan dari siang" bujuk Maya dari luar

"Bella, maafkan mama sayang, maaf mama ingkar janji, tapi kamu harus percaya kamu anak mama yang paling mama sayang"

Aldo yang baru pulang dan naik keatas melihat istri masih menangis hingga matanya bengkak merasa sangat tidak tega dan bersalah.

"Biar aku yang bujuk"

"Bella, makan ya nak, papa tahu papa salah, tapi kamu harus tetap makan"

"Bel, Bella"

"Bella tidak mau makan!" Teriak Bella dari dalam

"Bella, buka pintunya mama mau masuk sayang"

"Bella tidak butuh mama lagi!"

Maya kembali terisak mendengarnya,

"Bella marah sama papa saja, mama tidak salah Bel" ucap Aldo

Maya kembali ke kamar , Aldo menyusul

Malam itu sangat dingin, Maya dan Aldo tidak berbicara sama sekali,  merasa tubuh mereka terlalu lelah mereka berdua akhirnya terlelap saling membelakangi.

Subuh-subuh sekali Maya terbangun, turun ke dapur membuatkan makanan favorit putrinya.

Semua sudah siap dimeja makan, matahari pun sudah terbit, Maya melangkah naik menuju kamar anaknya.

Maya dengan pelan mengetuk, tetap tidak ada jawaban, Maya mencoba membuka dan pintu itu bisa dibuka.

Maya mengedarkan pandangan keseluruh kamar itu, tapi tidak ada seorang pun disana.

"Bella ! Bella dimana nak? Bella?" Maya mencari diseluruh sudut kamar tapi tidak ada, mencari hingga seluruh rumah , tidak ada juga

Mendengar suara Maya , Aldo pun terbangun

"Ada apa?"

"Bella tidak ada dirumah!" Maya berjongkok sambil menangis

"Tidak mungkin! Bella .. Bella .." giliran Aldo yang mencari, dia menggeledah kamar Bella tetap tidak ada,

Aldo membuka lemari Bella, badannya bergetar, takut ya itu yang dia rasakan.

Beberapa bagian lemari itu kosong, baju Bella tidak ada.

Aldo berlari kebawah, Maya terkejut melihatnya, Aldo segera menelpon Wijaya tapi kata mereka mengatakan Bella tidak ada disana.

Maya menangis sejadinya, hatinya sesak, dia takut , belum pernah Bella menghilang seperti ini.

"May tenang dulu"

"Tenang?!!! anakku hilang !! dia bahkan tidak pernah keluar sendiri !!! dimana dia sekarang!?!!!"

Aldo sama takutnya, perasaan yang baru pertama kali dia rasa, ketakutan kehilangan anaknya, hatinya seperti diremas.

Aldo ingin menghubungi Widya tapi percuma, ibunya masih di Turki, dia tidak ingin menambah kekhawatiran.

Mereka seharian mencari Bella ke penjuru kota, hingga menghubungi semua teman-teman Bella tapi tetap saja, tidak ada hasil.

Aldo akhirnya melapor pada polisi, sudah 3 hari Maya menolak makan dan bicara, Aldo juga sama, dia sama sekali tidak bisa bekerja dan melakukan apapun. Dunianya sudah runtuh sekarang, hanya bisa menyalahkan diri sendiri,  jika waktu itu dia tidak emosi dan bisa menjelaskan baik-baik pasti Bella tidak akan hilang.

.....

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang