Flashback I

429 39 31
                                    

Wijaya dan Agatha beserta Bella menunggui dokter keluar dari ruang periksa, mereka harap luka Maya tidak parah.

Maya dilarikan kerumah sakit karena jatuh terguling dari tangga melingkarnya terlalu fokus melihat foto-foto diponselnya bersama Aldo.

"Kalian sudah boleh membesuk ibu Renata" kata dokter

Bella segera menghampiri sang ibu yang masih tidak sadarkan diri,

"Mama .." ucap Bella berkali-kali memegang tangan ibunya

"Mama tidak apa Bel, hanya luka ringan, jangan menangis lagi ya" ucap omanya

Mata indah itu mulai terbuka pelan, dia menatap langit yang berwarna putih dan aroma khas rumah sakit, dia menoleh melihat putrinya menangis tersedu-sedu.

"Jangan menangis, mama tidak apa sayang" tangan Maya menghapus airmata Bella

"Nak, kepalamu masih sakit? perlu mama panggilkan dokter?"

"Masih pusing sedikit, tapi tidak apa ma"

"Kamu istirahat saja dulu Ta, papa mau keluar membeli makan siang dulu, kasihan mama dan Bella belum makan, kamu papa belikan bubur ya?"

Maya mengangguk pelan,

"Mama kenapa tidak hati-hati? kenapa mama melihat ponsel terus? mama selalu marah jika Bella bermain ponsel sambil berjalan tapi mama sendiri seperti itu!"

"Iya anak mama yang cantik, maaf ya sudah membuat Bella khawatir, mama janji akan hati-hati"

"Kamu ini selalu membuat kami khawatir Ta"

"Bukan anak mama namanya jika tidak membuat mama khawatir" jawab Maya yang tidak tahu diri

Agatha sedikit kaget mendengar jawaban itu, perasaannya beda kini kala menatap Maya

Tak lama setelah itu Wijaya kembali dengan 3 kantong makanan, dan mulai mengeluarkannya

"Opa beli eskrim juga ?"

"Iya, untuk cucu kesayangan opa"

"Bella makan nasi dulu ya, jangan makan eskrim dulu" kata Maya

Agatha, Wijaya dan Bella saling memandang, bagaimana Maya bisa ingat kebiasaan Bella yang selalu ingin makan eskrim sebelum makan nasi?

"Ini punya mama, tidak ada nasi merah ma, jadi beli ini saja ya" kata Wijaya

Agatha dan Bella mulai melahap makanan mereka,

"Sudah ma, stop jangan makan lagi, bukannya jika makan nasi putih mama hanya boleh setengah porsi?"

"Renata ka-kamu kenapa tahu ?"

"Kan aku anak mama"

"Bukan maksudnya kenapa kamu ingat mama punya diabetes dan hanya boleh makan setengah porsi nasi putih?"

"Aku sudah bisa mengingat semuanya ma"

Mereka bertiga sama-sama berhenti makan, menatap ke arah Maya

"Ma, pertama kali Bella masuk rumah sakit karena apa?" tanya Bella tak percaya

"Karena demam berdarah, setelah itu mama selalu melakukan fogging semingu sekali dirumah"

"La-lalu hadiah ulang tahun pertama Bella apa?"

"Mama memberikan kamu kalung yang sama seperti punya mama, liontin yang berisi foto kita berdua"

"Mamaaaaa ....." tangis Bella pecah memeluk ibunya begitu juga dengan kedua orangtua Maya

"Akhirnya kamu bisa mengingat semua nak" kata Agatha tersedu-sedu

Suasana haru meliputi kamar rawat itu, akhirnya Maya atau harus kita sebut Renata sudah mengingat semua masa lalunya, tapi sepertinya kita tetap panggil Maya saja ya.

Wijaya membawa Agatha dan Bella pulang terlebih dahulu, Maya kini sendiri, dia bosan dan bermain dengan ponselnya,

Maya menutup mulut dengan kedua tanganya dan reflek menjatuhkan ponselnya, airmatanya mulai mengalir keras ketika tidak sengaja melihat sesuatu diponselnya.

Dengan cepat dia meraih ponsel itu kembali, mencari nama favoritnya

"Aldo, aku ada dirumah sakit sekarang, bisa kamu kemari?" tanya Maya

"Rumah sakit?! kamu sakit?! aku kesana sekarang ! kirimkan alamatnya"

Aldo mengebut dari Bandung menuju Jakarta, Maya menunggu sembali melihat langit yang sudah berwarna jingga , matahari duluan pamit sebelum Aldo tiba.

Maya merenung sejenak, airmatanya tidak berhenti sedari tadi, semakin dia menghapus semakin deras mengalir.

Pintu terbuka keras, Aldo masuk dengan napas berburu, dia berlari dari pintu depan hingga kamar Maya.

"Kamu kenapa?" Aldo mengamati seluruh tubuh Maya

PLAK

sebuah tamparan untuk pipi kiri Aldo

PLAK

sebuah tamparan kini untuk pipi kanan Aldo

"May! apa yang kamu lakukan?!"

"Laki-laki brengsek! bajingan! tidak punya hati kamu!"

Aldo kaget setengah mati mendengar cacian dari Maya,

"Kamukan pria brengsek itu! iyakan?! aku tidak tahu jika kita sedekat ini !" Maya tertawa hambar

"Maksudmu apa?!"

"Aku wanita yang kamu cari selama ini ! aku wanita yang kamu perkosa 12 tahun lalu ! aku yang kamu hancurkan masa depannya! dan aku yang harus menanggung beban karena perbuatan kejimu!"

Badan Aldo bergetar, keringat dingin mulai bercucuran, telinganya berdengung sesaat

"Kenapa diam? kamu kaget?! kamu tidak menyangka jika perempuan itu adalah aku?!"

"Ta-tapi May , nama wanita itu Sella"

"Nama lengkapnya Renata Gisella Wijaya !"

"Kenapa kamu bisa tahu jika malam itu kita ..

"Karena aku terbangun lebih dulu! meski kamu mematikan lampu malam itu tapi aku bisa melihat jelas wajahmu saat matahari terbit bodoh!"

Maya memukul dada Aldo dengan keras, sangat keras hingga menimbulkan suara yang amat kentara, Aldo hanya diam, dia masih tidak mau percaya wanita yang dia lukai kini dihadapannya, istrinya sendiri.

"Waktu itu aku bersumpah akan membunuhmu! aku benci kamu Do! sangat membencimu!"

Aldo masih diam mematung, tidak memberikan respon apa-apa, Maya jatuh ke lantai kala kehabisan tenaga memukuli Aldo dan menangis histeris

"May, aku .. aku minta maaf May" Aldo ikut berjongkok

"Maaf katamu? setelah semua perbuatan kejimu itu hanya permintaan maaf?! kamu pikir itu cukup untuk menebus kesalahanmu?!"

"Pergi !!! pergi dari sini ! aku tidak mau melihatmu lagi ! pergi!"

....

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang