Maya dihadapkan pada pilihan yang tidak bisa dia pilih, dia mencintai Aldo , tidak ingin berpisah darinya, tapi melihat kearah Bella ,meski dia tidak mengingat apapun tentang putrinya tapi hatinya juga tidak rela jika harus meninggalkanya lagi terlebih mendengar perkataan menyedihkan Bella barusan.
"Mama jangan pergi lagi ! Bella mohon sama mama , Bella akan jadi anak yang penurut dan tidak menyusahkan mama tapi mama jangan pergi lagi!" kata Bella terisak masih dalam dekapan Maya
Aldo menatap Maya menuntut jawaban,
"May, kamu akan meninggalkanku?" kini giliran Aldo yang bertanya,
"Do maaf, aku akan menyelesaikan masalahku dulu dan aku janji aku akan kembali"
"Maya ! tunggu May!"
"Stop Aldo ! tidak perlu dikejar lagi!" kata Widya
Maya masuk ke mobilnya tapi dia sempat mendengar perkataan mertuanya itu, dia yakin pasti Widya tidak bisa menerimanya lagi.
"Ma ! tapi
"Stop Aldo ! mama bilang stop!"
Aldo menarik kursi , duduk mencoba menenangkan diri
"Biarkan Maya kembali bersama keluarganya"
"Tidak ma ! bagaimana bisa aku hidup tanpanya? setelah apa yang kami lalui selama ini?"
"Dia sudah punya anak Do! dan dia sudah punya tunangan ! coba kamu pikirkan, dia sudah pernah menikah , dan entah suami pertamanya meninggal atau dia bercerai, dan kini dia sudah akan menikah lagi! bagaimana kamu bisa menahannya disini?!"
"Apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkan Maya menikah! kami masih sah dihadapan Tuhan!"
Dikamar besar itu , Maya masih terus meneteskan airmatannya
"Ma, mama menyesal ya?" Tanya Bella pada ibunya
"Maaf ya andai Bella tidak ada, mungkin hidup mama akan lebih bahagia" kata Bella lirih
"Bella ,kenapa bicara seperti itu? mama sayang sekali dengan Bella, jangan bicara seperti itu nak, hidup mama lebih bahagia jika ada Bella"
Maya tidak ingat sama sekali masa kecil Bella tapi hatinya tidak dapat berdusta, nalurinya terlalu kuat , dia merasa tidak akan sanggup juga meninggalkan Bella.
Agatha masuk ke kamar Maya,
"Bella keluar dulu ya, oma mau bicara dengan mama"
Bella menurut dan meninggalkan ibu dan omanya didalam kamar
"Nak, mama tahu ini berat tapi kamu hanya bisa memilih satu, anakmu atau Aldo"
"Jika kamu memang memilih Aldo pergilah, mama tidak akan menahanmu, tapi setelah itu jangan kamu sebut dan temui Bella sebagai ibunya !"
"Ma ! Kenapa kalian kejam padaku?apa salahku?! Apa aku tidak boleh menikah dengan pria yang aku cintai?"
"Lalu bagaimana dengan Dimas? Kamu lebih dulu mencintainya Ta"
Maya diam, jika memang dia mencintai Dimas kenapa hatinya tidak bergetar melihatnya?sedangkan hatinya selalu bereaksi kala bersama Bella meski dia tidak ingat apapun tentang anaknya.
"Aku akan memilih anakku! Tapi aku juga tidak akan meninggalkan Aldo! Aku tidak akan menikah lagi !"
Maya naik ke ranjang menarik selimut menutupi semua tubuhnya
Agatha meratapi nasib buruk putrinya selalu mengalami hal tidak mengenakan.
"Opa, mama benar menyukai om itu?"
"Tidak sayang, jangan berpikiran seperti itu"
"Tapi ini pertama kalinya Bella melihat mama begitu sedih, semua gara gara Bella ya opa?"
"Eh siapa bilang? Siapa yang bilang ini karena cucu kesayangan opa? Ini bukan karena kamu sayang"
Bella merasa amat bersalah, dia tidak pernah melihat ibunya sesedih ini.
Angin malam berhembus kencang, dinginya menusuk tulang, Maya hanya duduk termenung menatap arah jendela yang belum ditutup gordennya
"Ma .. mama masih belum makan malam" kata Bella menutup gorden jendela
"Mama belum lapar sayang, kamu sudah makan kan?"
"Sudah ma, ma ...
"Hem?"
"Jika mama mau tinggal dengan om itu Bella tidak apa kok" kata Bella memaksa tersenyum meski airmata sudah berkumpul mendesak keluar
"Bella sudah terbiasa tinggal dengan opa oma setahun ini, Bella juga sudah besar ma, mama boleh kok tinggal dengan om itu, biar Bella disini jagain opa oma"
Airmata yang baru saja pamit kini datang lagi, bahkan mengalir lebih banyak dari tadi, Maya menangis segugukan memeluk erat putrinya
"Maaf ya Bel, maafkan mama, tapi mama janji mama akan selalu sama Bella, mama janji kemana pun mama pergi Bella harus ikut mama" ucap Maya pada putrinya
Maya sudah memutuskan dia akan menbawa serta Bella kelak jika Aldo masih mau menerimanya, jika Aldo tidak bisa menerima Bella maka dengan terpaksa Maya akan melepaskan Aldo.
Dia sadar dia seorang ibu tunggal, jika dia pergi anaknya akan terlalu kasihan, dia tidak akan tega.
"Mama makan ya, Bella temenin"
Maya menghapus airmatanya menggandeng tangan Bella ,menuruni tangga menuju meja makan.
"Kamu tidak mau makan lagi ?"
"Sudah kenyang ma, nanti Bella gendut"
"Kamu kurus nak, seharusnya kamu makan yang banyak diusiamu sekarang"
"Tapi kata mama dulu Bella harus menjaga porsi makan, jangan kebanyakan"
"Mama? bilang seperti itu?"
Bella mengangguk keras,
"Jika begitu mulai hari ini mama cabut ucapan mama, kamu harus makan yang banyak, kamu terlalu kurus, mudah terbawa angin jika ada badai"
Bella kemudian tertawa mendengarnya,
"Bella akan pegangan sama mama"
"Iya benar, kamu harus selalu sama mama , ... mama buatkan mie instan bagaimana?"
"Memangnya boleh?"
"Kenapa tidak?"
"Mama melarang Bella makan makanan instan, fastfood dan lainnya"
"Jadi yang boleh makan apa saja?"
"Makanan yang sehat yang dibuat pak koki dirumah, atau jika makan diluar mama akan menyicipinya dulu apa sudah sesuai standar kesehatan mama"
Maya melongo tidak percaya, seprotektif inikah dirinya?tapi entah kenapa dia merasa tidak ada yang salah dari perbuatannya dulu itu, memang sudah sepantasnya seorang ibu melakukan itu pada anaknya.
......
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Inheritance Love
RomanceBerdamai dengan masa lalu memang tidak mudah, Tapi Masa lalu itu bagian dari cerita kita. -Aldo&Maya-