Sore yang mendung membuat udara sangat sejuk dengan angin yang berhembus sepoi-sepoi.
Maya sedang menikmati biskuit dan secangkir teh di meja tepi kolam.
Aldo tampak sedang berenang sendiri.
"May, sudah ?" Kepala Aldo muncul ke permukaan
"Lagi Do, ayo semangat!"
Aldo menangis didalam kolam, istrinya kembali mengidam hal aneh, ingin melihat dia berenang, ini sudah 2 jam dia berenang bolak balik dengan semua gaya yang dia bisa.
Kehamilannya yang sudah 24 minggu tapi tetap saja masih meresahkan, Bella bahkan sampai rela mengikuti pelajaran tambahan dan aktivitas luar lainnya demi menghindari drama sang ibu, membiarkan ayahnya yang menanggung ini semua.
Maya masih mengunyah biskuitnya dan tangannya sibuk mengelus perut buncitnya.
"Do, sudah ayo ke kamar, pinggangku sudah pegal"
Aldo langsung keluar dari kolam, dia sudah amat kedinginan, kulitnya bahkan sudah keriput.
"Do, besok aku memakai gaun yang mana? Semuanya sudah tidak muat" Maya mengeluarkan semua gaun yang dia punya, besok acara pernikahan sepupunya, dia tentu ingin tampil cantik.
"Yang mana saja kamu tetap cantik sayang" bisik Aldo yang masih berbalut handuk ditelinga Maya sambil tangannya diletakan diatas perut buncit itu.
"Tapi lihat lenganku besar Do, perutku apa lagi"
"Ini karena ada isinya sayang, nanti setelah lahir kamu akan kembali sexy lagi"
"Jadi aku sekarang sudah tidak sexy?!"
"Masih sama, malah perut besarmu ini membuatku semakin tergoda padamu"
Kalimat itu berhasil membuat Maya tersenyum, setelah melewati berminggu-minggu kini Aldo sudah belajar dari pengalaman sebelumnya , dia sudah tahu bagaimana mengontrol emosi Maya.
"Kita tidak menjemput Bella?"
"Kamu ingin ikut? Tidak lelah?"
"Ayo sekarang"
"Sabar sayang, masih ada 30 menit"
Maya paling tidak bisa menunggu, dia kini dia sudah duduk dikursi mobil yang masih terparkir digarasi.
Aldo akhirnya datang, dia melirik kearah Maya , menembak bagaimana raut wajah istrinya.
Aldo kemudian menyalakan mesin untuk memanaskannya dulu.
Mereka duduk dalam keheningan , tangan Aldo yang mengangur diambil Maya dan diletakan diatas perutnya.
Aldo akhirnya terus mengelus perut itu, kepala Maya bersandar dipundak Aldo, sungguh Maya berubah menjadi sangat manja melebihi Bella.
Mata Aldo terpejam sebentar tapi dia kaget kala tangan Maya mulai merambat menuju juniornya.
"Maya! Tanganmu sayang"
Tidak mengindahkan tangan Maya kembali mengelus pelan junior dibalik celana kainnya.
"Sudah mulai keras Do" kata Maya pelan
"Sayang, jangan seperti ini, nanti bahaya"
Maya justru meremasnya kuat
"Ah! Sayang, kita harus menjemput Bella sekarang"
"Tapi aku ingin sekarang Do" Maya menatap Aldo dalam,
"Anakmu sudah kuat didalam sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inheritance Love
RomanceBerdamai dengan masa lalu memang tidak mudah, Tapi Masa lalu itu bagian dari cerita kita. -Aldo&Maya-