Maya sangat menyukai tempat ini tidak salah memang mertuanya memilih tempat ini, tapi sayang disini tidak ada sinyal sama sekali membuat ponsel mereka tidak berguna.
Sore ini Maya diajak istri pak Mojo untuk menikmati spa tradisional disini, sedangkan Aldo diajak memancing bersama pak Mojo.
"Masih pengantin baru non?" tanya bu Rum sambil membalurkan rempah-rempah ke punggung Maya
"Iya bu, baru 2 bulanan"
"Masih hangat-hangatnya, rencana punya anak berapa?" kata bu Rum sambil tertawa
"Belum tahu bu" bohong Maya, dia bahkan tidak berpikiran ingin memiliki anak dari Aldo
"Makin banyak makin bagus non, jangan seperti saya hanya ada 1 putra, sekarang merantau tinggal saya dan suami"
"Sepi ya bu?"
"Iya non, setidaknya 3 atau 4"
"Terlalu banyak bu" jawab Maya sambil tertawa
"Non ini saya tinggal dulu ya 20 menit, non tidur saja biar rempahnya bekerja nanti saya datang untuk membilasnya"
"Terima kasih bu"
Maya akhirnya tertidur lelap setelah menikmati pijatan bu Rum,
"Istri saya mana bu?" tanya Aldo
"Oh masih disana mas, tolong dibilas ya saya mau masak ini takut gosong kalau saya tinggal"
Aldo kaget, membilas? apa sekarang Maya sedang tidak mengenakan apa-apa? pikirnya sambil melangkah ke bilik bambu itu.
Dengan mata tertutup dia masuk dan duduk disamping Maya,
"Sudah datang bu?"
"May ini aku"
Mata Maya terbuka sempurna
"Kenapa kamu disini?!"
"Bu Rum sedang masak, dia memintaku untuk membilasmu"
"Tidak! biar aku sendiri ! keluar !" teriak Maya
Tapi begitu ingin bangkit dia teringat , tidak menggunakan apapun hanya ada kain jarik pendek yang menutupi punggungnya sedangkan bagian depan polos tanpa benang tidak mungkin dia berdiri sekarang, sedangkan air bilasan ada diluar pula.
"Do ! Aldo !"
"Apa?!"
"Tolong bilaskan"
"Hah?"
"Cepat!"
Aldo akhirnya masuk dengan seember air , dengan pelan menyiram punggung Maya,
"Digosok juga Do biar rempahnya terbilas"
Aldo menyiram sambil menggosok punggung Maya , sedangkan Maya hanya tengkurap keasikan menikmati pelayanan ini.
"Sudah"
"Keluar ! aku mau mengganti baju !"
"Ketus sekali! sudah untung aku mau membantumu! jika menunggu bu Rum bisa sampai kering kamu!"
Maya keluar dengan wajah tak bersahabat,
"Dasar tidak tahu berterima kasih! masih diberi muka ketus !" kesal Aldo terus mengoceh sepanjang jalan menuju tempat makan
Maya selalu antusias menyantap makanan bu Rum yang selalu enak dan sesuai seleranya, tapi Aldo juga kadang menjadi tempat penampungan akhir jika makanan Maya tidak habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inheritance Love
Любовные романыBerdamai dengan masa lalu memang tidak mudah, Tapi Masa lalu itu bagian dari cerita kita. -Aldo&Maya-