Kehilangan

461 39 24
                                    

Aldo menarik tangan Maya kembali kedepan wc,

"Keringkan kakimu dikeset ini sebelum keluar wc lain kali !" Aldo kemudian berlalu duduk dikasurnya

Jujur saja jantung Maya berdegub kencang barusan

"Sepertinya jika seperti ini terus aku bisa terserang penyakit jantung!"

"Do! lebih baik kita pisah kamar saja !"

"Kenapa? tenang saja aku tidak akan menyentuhmu" jawab Aldo santai

"Bagaimana bisa aku mempercayaimu?!"

"Karena aku sudah berjanji tidak akan menyentuh wanita lain lagi"  Aldo berubah sendu

"Maksudmu?"

"Percayalah padaku , aku sudah lapar , aku tunggu dibawah"

"Apa benar dia gay? tapi ... ah sudahlah aku pusing memikirkanya!"

==

Siang ini Maya mendapat kabar bahwa Sari sedang sakit

"Nek, kita kerumah sakit saja ya, nenek sudah muntah darah dari tadi" bujuk Maya yang sudah amat panik

"Tidak perlu May, buang uang saja"

"Nek ! jangan bicara seperti itu ! kita kedokter sekarang"

Maya membawa paksa Sari ke rumah sakit,

"Maaf apa anda keluarga ibu Sari?"

"Iya dok, bagaimana nenek saya?"

"Kondisinya sangat buruk, tidak ada yang bisa kami lakukan lagi, temani beliau saja jangan biarkan beliau sendirian"

Maya jatuh ke lantai, menumpahkan semua airmatanya disana

"Maya!" teriak Widya dari ujung lorong dan langsung memeluk Maya

"Ma, nenek ma , nenek"

"Iya tenang Maya, tenang" Widya pun tidak sanggup menghibur Maya

Sari dipindahkan kekamar inap, dikamar itu ada Aldo , Widya  dan Maya

"Jangan menangis, nenek belum meninggal" kata Sari mengusap air mata Maya

"Nek ! jangan bicara seperti itu!"

"Bu , terima kasih sudah mau menerima Maya sebagai menantu ibu, meski kami hanya buruh ditempat ibu"

"Saya tulus menyayangi Maya bu"

"Dan juga pada nak Aldo, terima kasih sudah mau menikahi Maya, tolong jaga dia, jika nenek pergi Maya tidak memiliki siapa-siapa lagi"

"Iya nek, saya janji akan menjaga Maya"

Sari tersenyum puas, malam itu hanya Maya yang menjaga Sari,

"Do, kamu tidak sebaiknya ikut menemani Maya?"

"Untuk apa ma? disana banyak dokter juga"

"Kamu ini ! dia itu istri kamu !"

"Mungkin keberadaanku tidak diharapkan ma"

"Terserahlah" Widya masuk ke kamarnya begitu juga dengan Aldo

Sudah siap tidur, Aldo berusaha memejamkan matanya, tapi setiap matanya terpejam bayangan wajah Maya sedang menangis selalu menghantui

"Kenapa aku jadi kasihan padanya?"

Aldo berguling ke kiri dan ke kanan agar bisa terlelap

*

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang