"Nek, tidur saja, nanti Maya yang masak" kata Maya membaringkan Sari ke kasur
"Nanti kamu telat May"
"Tidak apa nek, aku akan masak dengan cepat, tapi nek, mau kedokter saja?"
"Tidak perlu, hanya pusing, lagi pula ke dokter sangat mahal"
"Aku mau masak dulu, nanti aku bangunkan"
Maya bergegas ke dapur, memasak seadanya dengan cepat. Kondisi neneknya memang kian hari kian buruk, karena faktor usia juga sepertinya, ingin membawa neneknya berobat tapi apa daya mereka tidak ada biaya.
"Nek, ini buburnya masih panas, pelan-pelan nek" Maya menaruh bubur itu disamping kasur
"Sudah, berangkat sana, nenek bisa makan sendiri"
"Nanti aku akan pulang cepat nek"
"Iya, yang rajin ya May"
Maya kemudian menuju perkebunan teh disamping rumahnya
*
"Eh Do, tumben hari ini kamu bangun siang" tanya Widya sembari mengunyah roti
"Iya, hari ini tidak terlalu banyak kerjaan Ma"
"Jika begitu kamu ikut mama saja"
"Kemana?"
"Mencari calon istrimu"
"Ma ! apa tidak lebih baik kita relakan saja peternakan itu? semalam aku berpikir sepertinya bunda dan Aldi juga tidak akan membiarkan peternakan kita bangkrut"
Widya menggerakkan tangannya tanda tidak setuju,
"Mama kenal siapa bundamu itu, dia sangat licik, bisa-bisa dia menjual peternakan kita lalu pergi keluar negeri"
"Jika begitu kita bisa apa?"
"Aldo ! itu peternakan papamu sudah turun temurun dari kakek buyutmu ! kamu rela jika dijual ke orang lain?"
Aldo terdiam berpikir sebentar,
"Jika sudah takdir bagaimana?"
"Aldo !" Widya geram sudah mengangkat tangannya bersiap memukul Aldo
"Eh ma, jangan main pukul dong, nanti bisa aku adukan ke komisi perlindungan anak"
"Kamu tidak sadar umur?! sudah kepala 3 masih menyebut diri anak-anak?!"
Aldo hanya cengar-cengir sendiri,
"Kamu benar tidak ada teman wanita?"
"Tidak ma"
"Pantas saja banyak yang mengatai kamu gay ! semua temanmu sejenis sepertimu !"
"Aku tidak peduli ma, aku memang tidak tertarik dengan wanita lagi"
Widya bangkit dari kursi dan mendaratkan tangannya dipunggung Aldo menghasilkan bunyi keras
"MA !"
"Kenapa?! pokoknya mama akan membuat rumor itu menghilang !"
Ibunya kemudian berjalan meninggalkan rumah menuju perkebunan teh
Widya asik berjalan diantara perkebunan teh sambil menghirup udara yang segar dipagi ini.
"Itu bukannya wanita yang kemarin?" kata Widya yang mulai mendekati Maya
"Nak, kamu bekerja disini?" basa basi Widya padahal dia sudah tahu Maya pekerja disana
"Iya bu" jawab Maya agak kaget melihat nyonya besar didepannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Inheritance Love
RomanceBerdamai dengan masa lalu memang tidak mudah, Tapi Masa lalu itu bagian dari cerita kita. -Aldo&Maya-