Flashback II

388 41 16
                                    

Aldo kembali ke Bandung dengan pikiran dan hati sangat kacau, dia tidak bisa berpikir apa-apa lagi.

"Do, ada apa? ada masalah lain lagi?"

Aldo melihat ibunya sebentar, kemudian menggeleng,

"Ada yang ingin aku katakan pada mama, tapi tidak sekarang, aku belum siap"

"Aldo! kamu tidak berbuat aneh-aneh lagi kan? kamu tidak melakukan hal asusila lagi kan?"

"Tidak ma! kenapa mama berpikir seperti itu!"

"Mama hanya takut Do! wanita itu saja belum kamu temukan! belum lagi masalah Maya! jangan berbuat aneh ya Do! mama takut!"

"Iya ma" jawabnya lemah

*

Mata Maya bengkak sekali, sudah beribu ribu tetes airmata keluar dari mata indahnya.

Bella yang baru datang kaget melihat kondisi ibunya yang sedikit berantakan

"Mama! Mama kenapa?!" Bella ikut duduk dilantai

Maya menatap lamat kearah wajah Bella, ya wajah yang ternyata sangat familiar dengan seseorang.

Tangan Maya menyentuh wajah putrinya, dia menangis semakin keras.

"Mama sakit? Aku pangggilkan dokter ya ma tunggu" Bella berdiri tapi tanganya ditahan hingga dia duduk kembali

"Bella disini sama mama ya, jangan pergi"

"Iya ini Bella disini ma, mama jangan menangis lagi ya" kini gantian Bella yang mengusap punggung Maya

Bella hanya diam membiarkan ibunya menangis membasahi pundaknya.

"Ma, mama rindu om itu ya? Perlu Bella hubungi om itu agar kesini jemput mama?"

"Mama mau disini dengan Bella saja"

Bella mengusap airmata ibunya,

"Jika begitu jangan nangis lagi ma, nanti Bella sedih"

"Iya ,ini mama tidak menangis lagi"

*

Hari pernikahan sudah didepan mata, namun Maya sama sekali tidak bahagia, tidak ada antusiasme dari dirinya.

"Mama, Bella pakai gaun ini cantik tidak?"

Maya masih melamun tidak mendengar ucapan Bella

"Mama ..

"Oh Bella kenapa nak?"

"Mama melamun? Sedang memikirkan apa ma?"

"Tidak sayang, ada apa? Kamu tidak suka gaunnya?"

"Bukan, Bella ingin bertanya apa Bella cocok pakai gaun ini?"

"Cocok, anak mama sangat cantik memakai gaun ini"

Maya tersenyum tapi Bella tahu itu hanya senyuman palsu.

Ketika Maya sedang tidak dikamar, Bella diam diam mengirim pesan pada Aldo.

Bella menghela napasnya sambil meletakkan ponsel ibunya, semoga ini berhasil.

Keluarga Maya sedang menyantap makan malam, sunyi tidak ada pembicaraan sama sekali.

"Tuan, ada tamu"

"Siapa?"

"Namanya Aldo tuan"

Nama yang sudah lama tidak terdengar oleh Maya

"Usir dia !"

"Opa, jangan usir om Aldo, Bella yang meminta om kemari"

"Bella ! Kamu !" Bentak opanya membuat Bella sedikit takut

"Bella ! Bagaimana caranya kamu menghubungi dia?!" Kini Maya yang kesal bertanya

"Dengan ponsel mama, Bella tahu mama itu setiap hari memikirkan om Aldo kan?"

Agatha dan Wijaya saling melempar pandangan,

"Ma, apa karena Bella mama berpisah dengan om Aldo dan setuju menikah dengan om Dimas?"

"Bukan seperti itu Bel tapi-

"Tapi apa ma? Bella tidak mau menjadi penghalang agar mama bahagia, keluarga om Aldo pasti tidak bisa menerima Bella, jadi Bella akan tetap disini dan mama bisa kembali dengan om Aldo" kata Bella dengan matanya yang sudah sangat merah

"Mama temui om Aldo ya, Bella bahagia jika mama bahagia" Bella kemudian berjalan sambil menahan airmatanya menuju kamar, ya kali ini dia akan membiarkan ibunya hidup bahagia dengan pilihan ibunya, baginya 12 tahun sudah cukup ibunya mencurahkan semua yang ibunya miliki untuk dirinya,

Aldo masuk keruang makan, Wijaya kesal bukan main

"Untuk apa kamu datang kembali?! Keluar dari rumah saya!"

"Pa, tenang dulu pa biarkan mereka selesaikan"

"Tidak ma! Papa tidak mau Renata berubah pikiran lagi karena pria ini!"

"Pa, biarkan kami bicara berdua" kata Maya dengan nada datar hingga tersisa mereka berdua

"Kita bicara dikamar kerjaku , aku tidak mau ada yang mendengar pembicaraan kita" Maya berjalan lebih dulu

Aldo hanya menunduk, rasa bersalahnya sudah menggenapi semua pikiran dan hatinya.

"May, kamu boleh melakukan apa saja padaku, melaporkanku pada polisi atau membunuhku sekarang" Aldo sudah sangat pasrah meski dia juga menderita selama 12 tahun ini.

"Aku tak punya alasan untuk membela diri, ini semua memang salahku, dan aku akan menerima hukumanku"

Aldo melihat ada gunting tajam didepannya, dia mengambil gunting itu  dan menaruhnya ditangan Maya.

"Bunuh aku sekarang May" kata Aldo lirih sambil memejamkan matanya

Sedangkan mata Maya memerah,

"Ya , aku sangat membencimu ! Aku ingin sekali membunuhmu!"

Aldo semakin siap menerima tikaman dari Maya,

"Tapi rasa cintaku melebihi rasa benciku Do!" Maya menangis dengan keras melempar gunting itu.

Aldo juga ikut menangis, berjalan maju perlahan , memeluk erat tubuh Maya yang bergetar

"Kembalilah menjadi istriku May dan aku akan mengganti 12 tahun itu menjadi 12 tahun kebahagiaan, ah tidak bahkan seumur hidupmu, aku akan memberikan semua yang aku bisa untukmu"

"Tentu ! Kamu harus bertanggung jawab atasku! Atas perbuatanmu malam itu! Kamu jahat Do! Kamu jahat!"

"Iya May aku pasti bertanggung jawab, pasti May, tapi janji kamu tidak boleh menikah dengan pria lain! Tidak boleh! Lebih baik aku mati daripada kamu menjadi milik orang lain!"

Maya yang sungguh merindukan pelukan hangat Aldo kian memperkuat pelukannya.

Diruangan itu hanya terdengar suara perpaduan tangisan antara mereka berdua. Mengeluarkan semua rasa terpendam selama ini sedikit membuat mereka lega. Tinggal sedikit lagi maka puzzle ini akan sempurna.

....

TBC

Inheritance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang