ENAM PULUH (1)

303 27 10
                                    

Pemerintah telah menetapkan covid-19 sebagai jenis penyakit dan faktor resiko yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Dan oleh karenanya pemerintah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat.

Untuk mengatasi dampak wabah tersebut, saya telah memutuskan dalam rapat kabinet bahwa opsi yang kita pilih adalah pembatasan sosial berskala besar atau psbb.
(Presiden Jokowi 31/03/2020)

"Wah, keterlaluan sekali."

"Apa boleh buat, ini demi kebaikan bersama."

"Pembatasan sosial bukannya merugikan kita semua ya?"

"Entahlah."

"Ada berita lainnya?"

Sontak para pegawai klinik menoleh. Dokter Hendra keluar dari ruangan bersama istrinya dan pemimpin, Reina.

"Baru diumumkan ya?" tanya Reina ke Shinta.

Shinta melirik suaminya yang mendengar konferensi pers presiden dengan serius. Baru saja mata-mata melapor, sudah ada pemberitaan seperti ini. Tidak, ini memang kesalahan diri sendiri karena terlalu fokus dengan hal lainnya.

"Suamiku." Shinta membelai lengan atas Hendra untuk menenangkan emosi.

Mata Hendra berkabut.

"Kenapa tidak ada pemberitaan soal Kalimantan dan teroris disana?" tanya Reina.

"Mungkin supaya tidak panik, di Kalimantan jugakan ada tentaranya," jawab salah satu pegawai klinik.

Hendra menarik napas dan menghembuskannya perlahan. "Reina, kamu jaga klinik. Saya pergi dulu."

Reina ingin mengatakan sesuatu tapi ditahannya ketika melihat wajah sedih tante Shinta. Benar, kenapa bisa lupa kalau Karina sekarang sedang diculik? kondisi Donny lebih beruntung dari Karina, setidaknya ada yang bisa mengawasi tunangannya.

"Ya," jawab Reina dengan suara kecil.

Hendra menarik tangan istrinya untuk keluar dari klinik.

Para pegawai yang melihat itu hanya bisa kasihan melihat wajah tertekan kedua orang tua dokter Karina.

Mereka sudah mendengar kasus penculikan itu, biar bagaimanapun mereka juga pernah dilatih di camp sebelum masuk rumah sakit hewan ini jadi rahasia sudah menjadi nomer satu.

"Dokter."

Reina menoleh dan tersenyum melihat tatapan para pegawai, setelah itu menggeleng miris. "Kita tidak bisa berbuat apapun, kalian juga sekarangkan tinggal di mess. Untuk jaga-jaga jangan ada yang pulang ke rumah, kalaupun ingin pulang..."

Reina menghela napas. "Saya terpaksa harus menerima surat pengunduran kalian atau saya bisa merekomendasikan kalian ke tempat lain. Ke depannya mungkin rumah sakit atau klinik ini akan dikaitkan dengan kamp."

Para pegawai saling menatap lalu kedua satpam yang baru masuk ke dalam ruangan dan mendengar berita ini dari atasannya, sontak terkejut.

Untuk satpam, mereka tidak tahu apapun soal isi camp di Kalimantan tapi mereka pernah mendengar dari pegawai klinik soal pekerjaan disana dan cerita lainnya. Seberbahaya itukah sampai atasan mengeluarkan keputusan itu?

Kedua satpam saling menoleh lalu menimbang sesuatu. Biar bagaimanapun mereka masih memiliki keluarga.

Reina yang baru menyadari kedatangan ke dua satpam, menoleh dan berkata, "Berlaku untuk kalian dan teman-teman satpam lainnya."

Dada kedua satpam merasa sesak. Mereka sudah mendengar soal keputusan presiden lewat radio makanya ingin berdiskusi ke para pegawai, mereka tidak menyangka akan mendengar keputusan secepat ini.

VET vs DOKTER PLASTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang