Karina masuk ke dalam rumah dengan hati kesal, penyebabnya salah satu pemilik anjing yang tidak terlalu memperhatikan kesehatan ke sembilan anjingnya. Untungnya sekarang di Jakarta sudah ada pembatasan memelihara anjing, kasihan para anjing yang tidak diperhatikan ownernya.
Bi Murni yang daritadi melihat kekesalan majikannya hanya meletakan es sirup di depan meja ruang keluarga. Sudah menjadi kebiasaan Karina pulang kerja minum es sirup.
Bi Murni membuatnya sedari awal jadi tinggal dikeluarkan begitu majikan kecilnya pulang ke rumah. "Mbak. Mbakkan cantik, manis nan imut, pulang-pulang kok malah jelek gitu. Kenapa sih mbak?" tanya Bi Murni.
"Masa ya bi, si owner itu manggil saya buat kupir pitbullnya! Aku memang gak ada masalah dengan itu karena hak tiap owner tapi masalahnya aku gak bawa obat bius, bi! Terus tau ownernya bilang apa?" ujar Karina yang meluapkan kekesalannya.
Bi Murni menggeleng.
"Udah langsung dikupir aja dok, gak usah dibius!" Karina menirukan gaya bicara sang owner. "Kita aja digigit semut udah jerit apalagi anjing yang dikupir pas sadar! Mana dia punya sembilan anjing jenis sama tapi gak diperhatikan kesehatannya, yang diperhatikan hanya penampilannya! Salah satunya kena distemper gak dirawat malah dibiarin! Kalau nyebar gimana?"
"Ya susah sih mbak kalau gitu."
"Aku benci! Aku benci! Aku benci!" teriak Karina yang duduk di ruang tengah dan memukul-mukul bantal sofa untuk melampiaskan kekesalannya.
Drrrrtttt...
Bi Murni melihat handphone Karina di samping sofa bergetar. "Mbak, ada telepon."
Karina melihat handphonenya, nomor yang tidak dikenal. Mungkin salah satu owner pasiennya. "Hallo?"
"Dokter Karina!"
"Oh, Len! Ada apa?" ternyata yang menelepon asistennya.
"Dokter bisa ke pet shop?"
"Bukannya aku kesana jam 7 malam ya?"
"Ini dok ada pasien yang butuh perawatan segera, Hamster. Yang punya nangis-nangis di telepon makanya saya nanya dulu dokter bisa kesini sekarang?"
Karina melihat jam tangannya, jam sebelas siang. Jam segini biasanya jalanan Jakarta macet. "Ok, satu jam lagi ya soalnya aku baru nyampe rumah buat ngambil obat yang ketinggalan."
"Iya dok, saya sampaikan ke owner pasien," tutup Len.
Karina menghela napas dan berdiri, "Bi, aku berangkat dulu."
"Mbak, hati-hati ya! Jangan ngebut nyetirnya."
"Iya. Karinakan naik motor. Dah bi..."
"Sirupnya gak dihabisin mbak?" Seru Bi Inah.
Karina balik ke ruang keluarga dan meminum habis es sirupnya, "Makasih ya bi."
"Iya."
_____
Sesampainya di petshop setelah perjuangan ngebut, hampir kena tilang, macet dan panas-panasan akhirnya sampai juga.
Pet shop yang bekerja sama dengan dirinya setahunan ini. Asistennya, Len adalah karyawan pet shop ini tapi terkadang membantu dirinya di rumah sakit hewan atau klinik pribadi milik mas Ditya bersama temannya yang sekarang ia kelola.
Len yang mengenali sepeda motor Karina berlari kecil ke luar menghampiri bosnya, "Dok, ternyata gak hanya hamster aja pasiennya, tapi juga anjing dan kambing."
"Apa?" owner gila mana yang bawa kambing ke klinik pet shop? Biasanya mereka panggil dokter hewan ke rumah atau kalau gak bawa ke rumah sakit hewan. Ini malah ke klinik pet shop? "Kambingnya peliharaan atau kambing ternak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VET vs DOKTER PLASTIK
RomanceAgus lebih suka dikenal sebagai "dokter Rangga" Dokter bedah terkenal dan ahli kecantikan. Gara-gara sang bapak marah, dia jadi menuduh dokter hewan "Karina" sebagai pelakor yang mengubah sifat bapaknya dan mengubah si ahli kecantikan menjadi pengun...