Jo membuka sedikit pintu kamar Agus, ia mengintip dalam kamar temannya itu. Sudah dua hari Agus tidak masuk kerja, dan saat ia tanya ke petugas administrasi, semuanya hanya menjawab kalau Agus mengambil cuti.
Memang sih anak ini tidak pernah mengambil cuti selama kerja tapi tetap saja aneh, orang yang bersemangat kerja tanpa peduli waktu malah mengambil cuti sepanjang itu.
Awalnya Jo heran ketika handphone Agus mendadak tidak aktif, telepon rumah pun tidak bisa apalagi telepon mas Bagas dan om Andre.
Hal itupun terjawab pagi hari ketika dirinya diberitahu oleh salah satu perawat di ruang rawat inap VIP mempertanyakan video online.
Awalnya Jo bingung setelah diperlihatkan akhirnya ia mengerti. Pasti om Andre marah besar!
Dugaan Jo benar. Ketika dirinya hendak ke rumah, awalnya satpam memperingatkan dirinya kalau om Andre marah besar. Akhirnya Jo merayu ibunya datang ke rumah untuk menenangkan om Andre sementara dirinya menjenguk Agus.
"Om, cari siapa?" tanya Ica yang berdiri di belakang Jo karena penasaran.
Jo balik badan dan sedikit membungkuk, "Om Agusnya ada?"
Mata besar Ica menatap kamar Agus yang terbuka sedikit, "Katanya papa, om Agus lagi dihukum kakek karena nakal. Nggak boleh keluar kamar."
Jo menghela napas. Pasti hukumannya bukan itu.
Jo tersenyum ke Ica, "Terima kasih informasinya Ica, om mau jenguk om Agus boleh?"
Ica mengangguk kecil sambil meletakan jari telunjuk kecilnya di depan mulut dan mengecilkan suaranya, "Tapi jangan berisik ya om, takut om Agus keganggu."
"Siap!" Jo memberi hormat ala militer. Setelah itu masuk ke dalam kamar Agus, "Gus?"
Tidak ada jawaban.
Jo melihat gundukan selimut bergerak kecil setelah panggilan tersebut, ia duduk di tepi tempat tidur, "Kamu kenapa sih?"
Tidak ada jawaban.
"Gus?"
"Kamu memangnya tidak dengar dari bapak? Tuh Ica juga sudah cerita tadi."
Jo tersenyum tipis, "Kamu nguping juga?"
"Makanya jangan bicara di depan kamar orang."
Jo menyibak selimut temannya, "Tapi bukan berarti melarikan diri seperti ini."
Agus yang memunggungi Jo, merogoh tangannya untuk menarik selimut, "Keluar sana kalau tujuannya mengganggu orang!"
"Bagaimana dengan syutingnya?" tanya Jo.
Agus tidak menjawab.
Jo menggeleng sedih. Ia berdiri dan mencari handphone Agus, "Dimana handphone kamu?"
Tidak ada jawaban.
Jo terpaksa mencari sendiri handphone temannya. Di bawah kasur, laci nakas, lemari pakaian, lemari buku, "Dimana sih?" katanya sambil berkacak pinggang
"Kamu taruh dimana handphone kamu?"
Tidak ada jawaban.
Jo menelepon handphone Agus. Mati. Tentu saja!
Apa disita om?. Tanya Jo dalam hati, "Nggak mungkin ah!"
Terus dimana?
Jo mencoba masuk ke dalam kamar mandi dan membongkar semua isinya sampai ke tempat sampah. Nihil.
"Dimana handphone kamu?!" teriak Jo di dalam kamar mandi.
Agus tetap tidak menjawab.
Jo menghela napas. Ia melihat bathtub yang penuh dengan gelembung sabun. "Kalau kamu sudah selesai mandi, seharusnya dibereskan ini, jangan menunggu bibi masuk!" omelnya sambil mencabut penutup bathtub.
KAMU SEDANG MEMBACA
VET vs DOKTER PLASTIK
RomanceAgus lebih suka dikenal sebagai "dokter Rangga" Dokter bedah terkenal dan ahli kecantikan. Gara-gara sang bapak marah, dia jadi menuduh dokter hewan "Karina" sebagai pelakor yang mengubah sifat bapaknya dan mengubah si ahli kecantikan menjadi pengun...