LIMA

3K 153 2
                                    

"Bapak mau kemana?" tanya Agus, saat pulang ia melihat bapaknya sudah berpakaian rapi memakai jas hitam dan dasi di sofa ruang keluarga, "Tumben rapi."

"Memang aneh, kalau bapak serapi ini?" Andre memperbaiki dasi kupu-kupunya di depan cermin kecil yang dipegang Ica.

Agus duduk di samping bapaknya, "Agus anterin ya, pak."

"Enggak! nanti kamu malu sama bapak!" ketus Andre. "Ica sayang beneran gak ikut kakek?"

Ica menggeleng pelan, "Ica ngantuk kek, katanya kakek pulang malem."

Andre mengambil cermin di tangan Ica, "Ica bobo dulu ya, kakek mau bicara sama om."

Ica mengangguk kecil sambil menguap, "Iya kek." Ica mencium pipi om dan kakeknya, "Selamat malam."

"Malam," Jawab Agus dan Andre bersamaan.

"Agus temani ya pak," Agus mengulangi perkataannya.

"Enggak! Bapak mau naik TAXI!"

Agus menghela napas, "Pak, kan bahaya keluar malam-malam, Agus anterin deh."

"Memangnya bapak kamu ini anak kecil? Udah ah, gak usah ganggu bapak! Kamu tidur aja sana!" Andre berdiri dan memesan TAXI.

"Pak, gimana kalau Agus jemput bapak?" tawarnya.

"Memang kamu mau jemput bapak? Gak lupa?" sindir sinis Andre.

"Bapak gitu sama anaknya, Agus khawatir sama bapak," jawabnya ngenes.

"Kalau kamu khawatir sama bapak pasti gak lupa jadwal check up bapak."

"Itu lagi yang dibahas, kan Agus sudah minta maaf pak."

"Gus, manusia itu sekali melakukan kesalahan pasti akan melakukan kesalahan terus terutama manusia tipe kamu yang tidak pernah belajar dari kesalahan, kalau sudah kejadian baru kamu minta maaf! Mbok kalau salah itu langsung diperbaiki."

"Yah pak, masa kayak gini aja diperpanjang."

"Menurut kamu ini sepele, tapi menurut bapak enggak! Kamu kira bapak gak tahu kalau kamu selalu mengulang kesalahan yang sama? Kamu kira bapak gak tahu, setiap kamu lupa selalu kamu limpahkan sama adik kamu! Kamu itu selalu sembunyi di kata 'LUPA'!" Ujar Andre kesal, "Kamu kira bapak tidak kenal watak kamu?!"

Agus menghela napas. Memang benar sewaktu ada Andreas dirinya selalu melimpahkan tugas ke dia tapi baru kemarin ia benar-benar lupa, "Gini aja pak, Agus minta maaf soal kejadian sebelumnya tapi Agus benar-benar lupa soal kemarin."

"Tidak! Sampai kapanpun bapak tidak akan memaafkannya!"

"Paaakkk, Sampai kapan bapak keras kepala seperti ini?"

"Sampai kamu belajar dari kesalahan kamu!" tunjuk Andre.

Malam ini Karina bersama Len mengunjungi rumah salah satu pasien, seekor anjing German Sheperd. Awalnya Len menolak karena kasihan melihat Karina yang tidak pernah libur bahkan di hari liburnya sekarang, setelah kena bujuk rayu Karina akhirnya ia setuju ikut. Karina dan Len saling melirik saat melihat suasana rumah yang ramai.

"Bu dokter Karina!" Sapa satpam. "Ayo dok ikut saya, anjingnya di kamar anak majikan saya."

Karina dan Len mengikuti satpam lewat jalan memutar, "ada acara apa pak?" tanya Len.

"Ulang tahun majikan saya, banyak teman-temannya yang datang makanya kita putar jalan," jawab si satpam.

Dilihat dari rumahnya sepertinya yang datang banyak orang kaya. Batin Karina.

__________________

Karina melepas stetoskopnya dan menepuk kepala Vemo, "Anjingnya sehat, terlampau sehat malah."

VET vs DOKTER PLASTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang