Agus membuka matanya, ia benar-benar tidak bisa tidur semalam gara-gara ulah Jo. Pulang dalam keadaan ngebut dan marah sukses membuat Agus mual dan tidak bisa tidur, ia masih membayangkan mobil yang hampir ditabrak Jo. Dengan sukses, Jo banting setir ke kiri dan mengemudikannya dalam keadaan biasa, seolah tidak terjadi apapun.
Tak lama, Jo kembali mengebut. Agus berulang kali berdoa berbagai macam doa, menyebut nama Allah bahkan teriak ke Jo. Sama sekali tidak digubris Jo.
Agus memegang sabuk pengamannya dengan erat, jantung berdebar keras dan kepala pening. Temannya memang sudah gila.
Saat sampai di rumah pun, Jo tidak bicara apapun. Yang ada malah membanting pintu kamarnya tepat di depan hidung mancung Agus.
Gila, hidung made in Gemany nih. Kalau ilang, bisa disangka anak pungut emak.
Agus berguling ke kanan. Orang itu kenapa sih? Setelah bilang ingin ke kantor sebentar dan ia menunggu dengan sabar malah diamuki, padahal seharusnya dirinya yang mengamuk. Sudah menunggu lama, malah bertengkar sama pelakor gila.
Agus mengambil handphonenya. Hari ini tidak ada telepon. Syukurlah.
Cerita mas Bagas kemarin memang di luar nalar. Mana ada dokter bedah terkenal, visanya ditolak masuk ke suatu Negara? Tidak masuk akalkan? Kecuali dokter itu punya kesalahan dengan Indonesia. Jo pernah cerita kalau dokter ini sering ke luar negri jadi tidak mungkin Indonesia balck list dia.
Alasannya apa? Dokter aseng? gila aja! Kalau memang ada ahli bedah di luar yang bagus, kenapa harus menolaknya? Justru harus kita terima... sekalian buat pembelajaran dokter bedah lainnya.
Agus meregangkan badannya sambil menguap lebar. Ngomong-ngomong jam berapa ini?
Agus melihat jam dinding di atas pintu. Matanya terbelalak lebar melihat jarum jam ada dimana, tidak percaya dengan penglihatannya, ia mengambil handphone dan melihat jam. Sama!
Perasaan dirinya selalu memasang alarm, pasti ada yang mematikan... dan itu pasti Jo. Karena hanya dia satu-satunya orang yang tahu password handphonenya.
Agus bergegas berdiri dan membuka pintu.
KLEK
Agus membuka pintu berkali-kali dengan kasar, tapi tetap saja tidak bisa dibuka. Ia memeriksa gagang pintu dan tempat kuncinya. Tidak ada kunci? Siapa yang mengambil?
Agus ingat kalau Jo mematikan alarm handphonenya, ia juga ingat kelakuan temannya kemarin. Agus mendobrak pintu dengan keras. Sia-sia!
Akhirnya ia memukul-mukul pintu dengan keras.
"Jo! Kamu diluar?!"
DOK DOK DOK
"Jo! Kamu dengar akukan?!"
DOK DOK DOK
Tidak mungkin Jo tidak mendengar suara berisik ini, kamar Jo tepat berhadapan dengan kamarnya.
"JO!" teriak Agus.
Jo yang duduk santar di sofa, tidak menggubris gedoran temannya. Lebih baik ia mengunci temannya daripada membahayakan Ica lebih jauh lagi.
Jo paham sifat Agus, tidak mau mengalah. Lantas bagaimana caranya supaya Agus meminta maaf ke Karina? Minta maaf pun Karina tidak akan menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VET vs DOKTER PLASTIK
RomanceAgus lebih suka dikenal sebagai "dokter Rangga" Dokter bedah terkenal dan ahli kecantikan. Gara-gara sang bapak marah, dia jadi menuduh dokter hewan "Karina" sebagai pelakor yang mengubah sifat bapaknya dan mengubah si ahli kecantikan menjadi pengun...