EMPAT PULUH TUJUH

1.1K 66 2
                                    


"Saat itu aku benar-benar kacau dan kalut, dia tidak ada inisiatif untuk melindungiku. Disaat semua orang menunjuk jari padaku dan melempar telur busuk, dia malah pergi menyelamatkan diri sementara yang menjadi tameng adalah kakakku dan papa." Karina memeluk kedua lututnya. "Aku juga tidak bisa menjawab semua pertanyaan dari mas Ditya dan papa."

"Lalu bagaimana ceritanya Tokuro bisa dilarang ke Indonesia?"

Karina menggeleng cepat. "Aku tidak tahu, aku benar-benar tidak tahu."

Agus menghela napas. "Kamu tahukan Ica membutuhkan tangan ajaib Tokuro?"

Karina mengangguk pelan. "Aku tahu dan aku tidak bisa berbuat apapun, maafkan aku."

"Bukan kamu yang salah." Jawab Agus.

"Tapi..."

"Jangan bersikeras melindungi penjahat, Karina." Tegur Agus. "Dari awal kemungkinan besar dia tidak mencintai kamu."

Karina menatap sendu Agus, apa yang dikatakannya benar... hal itu bisa jadi benar.

Agus berdehem dan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. "Kalau ingin menangis, kamu bisa mengandalkan oppa."

Karina tertawa kecil. "Oppa?"

"Aku sering mendengar itu dari Cinta dan Natasha."

Karina mengangguk paham. "Mereka pecinta drama korea."

"Kamu tidak?" goda Agus yang kedua tangannya masih terentang. "Available lho."

Karina menggeleng. "Sekarang kamu sudah tahu mengenai masa laluku, tidurlah dan jangan bertanya-tanya lagi."

"Kamu yakin tidak akan menggunakan ini?" tanya Agus.

Karina mengangguk yakin.

Entah kenapa Agus merasa kecewa, "tapi bagaimana dengan kamu membenci hewan?"

"Apa?"
"Kamu bilang kalau kamu membenci hewan dari awal bukan?"

Karina menghela napas. "Sebenarnya bukan seperti itu, aku tidak benar-benar membenci hewan hanya saja setiap melihat mereka aku jadi teringat dengan papa dan mama. Karena terlalu cinta dengan pekerjaan mereka, mereka jadi jarang pulang ke rumah. Bisa dibilang sebagian besar waktuku dihabiskan bersama bibi dan mas Ditya."

"jadi, bukan karena kamu benar-benar..."

"Persamaanku denganmu hanya di dalam 'kata benci', sisanya kita berbeda total."

Agus mendecak kesal. Padahal aku kira kita berpikiran sama.

____

"Aku mencintainya setulus hatiku, meski pertemuan kami sangat singkat tapi aku merasakan sesuatu saat kali pertama kami bertemu." Tokuro memegang dadanya seolah merasakan sakit disana. "Aku benar-benar mencintainya dan aku baru menyadarinya setelah aku tidak bisa melihatnya lagi."

Nina menghela napas.

"Aku setuju menandatangani surat perjanjian dengan ayah kandung Karina, untuk melindungi Karina."

"Melindungi?" tanya Nina tidak mengerti.

Tokuro tidak mampu berkata-kata.

VET vs DOKTER PLASTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang