Ririn asyik melihat program dokter ganteng favoritnya di TV pet shop sambil menghela napas, "Seandainya saja aku jadi pacar dokter itu..."
"Yang ada malah konsul gratis," sahut Len yang meletakan beberapa barang di depan konter.
Ririn mendecak kesal, "Nggaklah, pasti bangga punya cowok ganteng seperti itu."
"Yang ada ngeselin karena playboy."
Wajah Ririn bertambah masam, memang sih dokter ini reputasinya jelek kalau sudah menyangkut perempuan, "Tapi cowok bad boy itu keren, daripada cowok good boy."
"Terus yang ada baper dong."
Ririn dan Len menoleh ke sumber suara. Ditya baru keluar dari kamar mandi dan tertawa mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Dokter Ditya," Ririn menyelipkan rambutnya ke belakang daun telinga dengan gugup. Disamping dia kagum dengan dokter Rangga yang gantengnya naudzubillah, ia juga kagum dengan dokter Ditya yang gagahnya naudzubillah, "Saya nggak selingkuh kok dok, saya tetap kagum dengan dokter," sambungnya sambil mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk 'V'
Ditya mengangkat salah satu alisnya dan melihat TV yang dipasang disamping konter, "Hmmm... programnya dokter Rangga ya."
"Iya dok, caranya menyampaikan keren selain itu tipsnya bisa dicontoh untuk kita-kita yang dananya terbatas," Ririn memegang kedua pipinya yang mulus.
Len menatap jijik Ririn, "Bukannya itu efek dari perawatan dokter Rangga ya? Bukan dari tips tradisionalnya."
Ririn ingin sekali melempar sepatu ke Len, tapi apa daya, ia harus menjaga sikap di depan dokter Ditya, "Nggak kok, kalau tidak melakukan perawatan tradisional juga nggak akan semulus ini, iyakan dokter Ditya?"
Ditya mengelus dagunya yang licin, "Hmmm... setahu saya, kalau yang mulus-mulus itu pantat orang utan. Soalnya di Kalimantan kebanyakan saya ketemu orang utan."
Len menutup mulut untuk menahan tawanya.
Ririn memukul pelan tangan Ditya dengan centil, "Dokter bisa aja..."
KRINCING
Ririn, Len dan Ditya menoleh ke depan pintu masuk. Kedua mata Ririn melotot dan hampir menjerit melihat siapa yang datang.
Dokter Rangga!
Len dan Ditya menatap tidak suka dokter itu.
Agus menghampiri mereka bertiga dan mengamati satu persatu.
"Dokter bukannya di stasiun TV?" tanya Ririn tiba-tiba.
Agus menggeleng, "Itu rekaman. Ngomong - ngomong dokter hewan itu ada?"
"Dokter hewan itu?" tanya Ririn bego.
"Iya, yang perempuan," angguk Agus.
Ditya memiringkan kepalanya, "Maksudnya dokter Karina?"
Agus menoleh ke Ditya, "Karina? Hmmm... sepertinya itu namanya."
"Dokter Karina libur. Untuk sementara digantikan dokter Ditya," Len menunjuk Ditya yang berdiri di sebelahnya, "Ada masalah dokter?"
Agus menatap Ditya dari atas ke bawah, "Nggak. saya ada urusan dengannya."
"Urusan? Ada yang mau disampaikan ke dokter Karina?" tanya Ditya.
"Tidak, biar saya bertemu langsung," geleng Agus,
"Ngomong-ngomong tahu klinik dokter Karina yang lain?" tanyanya ke Ririn.Len dan Ririn sontak menoleh ke Ditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VET vs DOKTER PLASTIK
RomanceAgus lebih suka dikenal sebagai "dokter Rangga" Dokter bedah terkenal dan ahli kecantikan. Gara-gara sang bapak marah, dia jadi menuduh dokter hewan "Karina" sebagai pelakor yang mengubah sifat bapaknya dan mengubah si ahli kecantikan menjadi pengun...