"Karinaaaaaa!!!" Ditya merentangkan kedua tangannya lebar-lebar di bandara kedatangan, Karina melihat kanan-kiri, ia malu dengan kehebohan masnya, datang-datang sudah jadi tontonan orang.
Ditya jalan menghampiri Karina dan memeluk adiknya dengan kebahagiaan yang meluap-luap. "Idiiih adik mas ini jaimnya ampun-ampunan, mirip papa."
Karina menepis tangan mas Ditya yang memencet hidungnya, "Mas ini malu-maluin aja, tau gitu Karina nyuruh Len yang jemput mas!"
"Kamu ini gak ada syukurnya punya mas seganteng dan segagah ini," Ditya memamerkan ototnya. Sekarang ia hanya memakai kaos abu-abu pas badan dan celana tiga perempat.
"Koper mas mana?" Karina tidak memperhatikan aksi pamernya Ditya, ia malah clingukan di belakang Ditya.
"Udah dikirim ke Amerika, tempat papa-mama. Papa yang nyuruh biar gak repot! Jadinya mas Cuma bawa ransel ini."
"Oleh-olehnya?" tanya Karina melas.
"Aku kirim lewat cargo, nanti sore tinggal ambil," Ditya terkekeh sambil merangkul pundak adiknya, "Gimana klinik?"
"Rame seperti biasa terutama untuk vaksin," jawab Karina, "Mas, berapa lama di Jakarta?"
"Gak tahu, nunggu kabar dari papa baru langsung berangkat," Ditya mengerutkan dahinya melihat seorang wanita berdiri dengan tidak sabar, kelihatannya sedang menunggu seseorang, "Lihat tuh Karina."
Karina melihat punggung seorang perempuan yang ditunjuk kakaknya, "Kenapa emangnya mas? Seksi kok. Naksir?"
Iya, perempuan itu memakai dress selutut berwarna biru dengan jaket jeans dan kacamata besar bermerk. Koper mahal terlihat di sampingnya.
"Kapan adik aku bisa kayak gitu?"
"Iiih, kalau pengen yang itu sana gih. Rayu!" Karina melepas rangkulan masnya. Tak lama terdengar suara yang tidak asing di telinganya. Ditya dan Karina melihat kehebohan di depannya.
"Kamu kok lama sekali sih sayang?" Seru Tasya.
"Maaf, maaf. Akukan ada pasien jadi gak bisa tinggal seenaknya."
"Iiihhh" Tasya mencubit lengan kekasihnya, "Tapi kasih tau aku kalau telat, aku udah nungguin kamu lebih dari 1 jam nih, hampir aja aku naik TAXI."
"Iya, ya maaf," pinta Agus yang berhadapan di Tasya, tanpa sengaja melihat Karina berdiri bengong di belakang Tasya, tak lama seorang pria menghampirinya, merangkul pundak dan mencium pipi Karina.
"Beb? Kamu kok nglamun gitu?" Tasya mencubit lengan Agus.
"Ah, maaf. Aku hanya teringat sesuatu aja. Kamu mau nginep dimana?" tanya Agus.
"Di rumah kamu gimana?" tanyanya manja.
"Tasya," ketus Agus dingin.
Tasya menghela napas, "Bercanda, nginep di hotellah."
Agus melirik ke belakang Tasya lagi, dokter hewan dan kekasihnya itu sudah tidak ada. Ia merangkul pinggang Tasya sambil menarik kopernya, "Yuk, pulang!"
Tasya ikut merangkul Agus, "Love u sayaaaaanng."
_______________
Di dalam mobil, Ditya menyetir mobil, "Jadi mulai minggu ini kamu udah mulai syuting? Wow, komisi berapa tuh?"
"Komisinya belakangan, nanti mas juga tahu."
"Boleh tuh mas ditraktir."
"Mimpi!"
"Ye, gak papakan sesekali traktir mas kesayangannya ini."
"Iyaaa"
Ditya mengetuk setir mobilnya, "Eh, untuk sementara klinik mas ambil alih ya, mas lagi butuh duit."
KAMU SEDANG MEMBACA
VET vs DOKTER PLASTIK
RomanceAgus lebih suka dikenal sebagai "dokter Rangga" Dokter bedah terkenal dan ahli kecantikan. Gara-gara sang bapak marah, dia jadi menuduh dokter hewan "Karina" sebagai pelakor yang mengubah sifat bapaknya dan mengubah si ahli kecantikan menjadi pengun...