TUJUH BELAS

1.9K 109 8
                                    


Karina membuka kedua matanya perlahan. Ia merasakan sakit di seluruh tubuh dan entah kenapa dirinya merasa lemah.

Setelah kedua matanya terbuka sepenuhnya, matanya mengelilingi seluruh ruangan. Ia seperti mengenal langit-langit di atasnya.

"Hai!"

Tatapan Karina beralih ke sumber suara yang duduk di tepi tempat tidurnya.

"Kenal aku?"

Karina mengerutkan kening sekilas lalu mengangguk pelan, "Teman si brengsek itu," jawabnya dengan suara parau dan lemah.

Jo tertawa, "Kamu tahu namanyakan?"

Karina menghela napas.

"Kecewa ternyata bukan pangeran tampan yang disini?"

Karina memicingkan kedua matanya ke Jo.

"Jangan menatapku seperti itu."

"Ini dimana?"

"Rumah sakit, tentu saja."

"Rumah sakit?"

"Kamu ingatkan kalau kamu tertembak? Atau ada masalah dengan kepala kamu?" Jo menjadi khawatir dengan kondisi Karina, "Aku panggil dokter ya."

Karina menahan tangan Jo yang hendak pergi, "Tidak usah!"

"Tapi..."

Karina menggeleng pelan, "Bagaimana keadaan induk orangutan itu?"

Jo menghela napas, "Sebaiknya kamu istirahat saja, jangan memikirkan pekerjaan."

"Bagaimana keadaan induk orangutan itu?" Karina mengulang pertanyaannya.

Jo berusaha mengeluarkan kalimat yang pas dan tidak membuat Karina kepikiran, "Seingatku..." Jo melirik sekilas Karina yang menatapnya dengan wajah pucat penuh harap, "Sudah dibawa ke dokter hewan lain."

"Dokter hewan lain?"

"Itu yang aku dengar sih, nanti kamu tanyakan ke rekan kerjamu yang lain. Aku kurang paham soal ini."

Karina mengangguk pelan, "Rasanya punggungku sakit dan panas."

"Baru dioperasi, kamu tertembak di punggung sebelah kanan. Untung tidak mengenai organ vital lainnya," Jo menghela napas, "Baru kali ini aku melihat perempuan nekat seperti kamu, dokter."

"Itu karena..." Karina memejamkan kedua matanya, "Aku hanya memikirkan keselamatan mereka."

"Untung saja kami dekat dengan lokasi kalian, jadi bisa dengan segera menolongmu dan orangutan itu."

Karina mengerutkan kening, "Kami?"

Kedua mata Jo mengerjap, "Kamu yakin tidak ada masalah dengan..."

"Tidak, tidak... aku hanya teringat dokter plastik itu ada disana dan..." Karina memalingkan wajahnya yang memerah.

"Dan?"

"Nggak," Karina menjawab sekenanya.

Jo menyipitkan kedua matanya dengan curiga, "Ada sesuatu yang kamu butuhkan?"

"Aku lapar tapi tidak bisa bergerak."

Jo tertawa, "Nanti kamu akan sembuh cepat kok, percayalah."

Karina tersenyum lemah, "Dan ngantuk."

Jo berdiri dan memperbaiki selimut Karina, "Istirahatlah."

Karina memejamkan kedua matanya dan tak lama ia tertidur pulas.

VET vs DOKTER PLASTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang