Aku berusaha menjemput rejeki makan bersama anakku yang malnutrisi.
Tapi entah kenapa aku ditembak beberapa kali,
Disaksikan anak tunggalku yang berusaha menahan lapar.
Sekarang aku buta, dan kehilangan anakku.
Entah aku harus bersyukur atau bersedih?
#saveHOPE
Dulu saat kita masih awal-awal menyukai hewan peliharaan hingga menular ke hewan-hewan di jalanan yang tidak beruntung... terbesit ide kita untuk mendirikan penampungan hewan, rumah sakit gratis untuk hewan. Hanya saja hal itu sangat sulit untuk diwujudkan, banyak faktor yang harus dipertimbangkan terutama masalah uang. Tidak ada uang, tidak bisa melakukan apapun.
Setidaknya itulah yang sering didengar Karina saat berbicara dengan para pemilik pasiennya atau beberapa komunitas.
Sebenarnya itu pemikiran yang sangat bagus dan mulia, hanya saja itu sangat sulit juga tidak diimbangi dengan uang banyak dan pola pikir masyarakat.
Jaman dulu, kehidupan hewan sangat dihargai bahkan dihormati. Hanya saja semakin tua bumi, semakin banyak manusia yang merubah pola pikirnya bahkan tidak sedikit mengkaitkan cara kita memperlakukan hewan dengan tindakan menduakan Tuhan (pemikiran darimana ini coba?)
'Untuk apa membuang banyak uang untuk hewan?'
' Terus kita harus diam saja melihat para hewan kesakitan dalam diam?
'Lebih baik uang diberikan ke anak yatim, bukan hewan.'
Yakin, kalian sudah tahu sedekah apa saja yang diberikan orang? Bukankah kalian bilang untuk tidak mengumbar kebaikan?
'Tidak ada untungnya menolong hewan.'
Bukannya di semua kitab suci selalu diajarkan untuk berbuat kebaikan terhadap makhluk ciptaan Tuhan?
Yang paling parah bagi Karina adalah pemikiran manusia yang seperti ini. 'Hewan memiliki insting dan rejeki sendiri, jadi buang saja mereka atau tinggalkan.'
Karina hanya bisa mengelus dada saat melihat kondisi mengenaskan anjing atau kucing bekas peliharaan yang dibuang hanya karena pemikiran 'hewan punya insting dan rejeki sendiri.'
Bayangkan, itu nasib yang dialami hewan peliharaan. Bagaimana dengan hewan liar? Lebih parah lagi! Mereka bahkan dianggap hama di tanah kelahiran sendiri atau bahkan diusir dari tempatnya seolah hewan tidak boleh tinggal.
Itulah yang membuat hati Karina tergerak.
Yang awalnya membenci hewan karena sikap fanatik kedua orang tuanya terhadap pekerjaan, perlahan mulai luluh melihat tangisan para hewan yang kesakitan. Mereka tidak membenci manusia, mereka bahkan tidak diijinkan membenci... jika membenci manusia dan menggigit mereka yang ada nyawa mereka yang akan menghilang.
Hewan pertama yang membuatnya luluh adalah seekor anjing Shih tzu yang dibuang ownernya lalu kasus yang membuatnya berjuang mati-matian menyelamatkan nyawa hewan dari sekedar datang ke shelter adalah seekor bayi lumba-lumba yang terdampar di tepi pantai dan dikerubuti para turis lokal tanpa ada upaya membantu bayi ini kembali ke laut. Hanya Len yang berusaha keras menerobos kerumunan dan membantu bayi lumba-lumba itu dari korban foto dan tontonan gratis masyarakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
VET vs DOKTER PLASTIK
RomanceAgus lebih suka dikenal sebagai "dokter Rangga" Dokter bedah terkenal dan ahli kecantikan. Gara-gara sang bapak marah, dia jadi menuduh dokter hewan "Karina" sebagai pelakor yang mengubah sifat bapaknya dan mengubah si ahli kecantikan menjadi pengun...