EMPAT PULUH TIGA (1)

1K 67 5
                                    



Agus dan Karina terpana melihat kekacauan di tempat ini. Banyak darah dimana-mana, entah ini darah hewan atau darah manusia, mereka berdua tidak bisa membedakannya.

Karena terbiasa mencium bau anyir darah, mereka berdua tidak menutup hidung.

"Menurutmu mereka semua benar-benar sudah pergi?" tanya Karina dengan heran.

"Aku sudah menghitung dan melihat mereka semua pergi menggunakan mobil, tapi pasti mereka akan datang lagi membawa barang-barang sisa." Jawab Agus sambil membetulkan letak tas di punggungnya. "Kita harus bergerak cepat."

Karina mengangguk setuju lalu lari masuk ke dalam rumah kayu, tak lama ia diam membeku melihat siapa yang ada di dalamnya.

Agus yang penasaran melihat Karina berdiri diam di depan pintu yang terbuka lebar sontak menyusul Karina dan ikut terperangah. "Insane!"

Napas Karina memburu karena emosi, ia melihat beberapa hewan sudah diawetkan, dikuliti bahkan salah satu anggota tubuhnya diambil.

"Sepertinya mereka hanya membawa hewan yang masih hidup, sementara yang diawetkan mereka tinggal."

Karina berbalik. "Apa?!" serunya.

"Aku tadi melihat mereka membawa kandang juga. Isinya hewan yang masih hidup."

"Aku tidak melihatnya!"

"Tentu saja, kamu asyik kepanasan dan kipas-kipas tanpa melihat ke bawah." Agus memiringkan kepalanya sambil nyengir dengan wajah tidak berdosa. "Apa aku salah juga?"

Karina memutar bola matanya dan berbalik, ia berusaha menguatkan dirinya untuk masuk ke dalam.

"Kalau tidak kuat, sebaiknya di dalam saja." Saran Agus.

"Aku tidak mau! Aku mau melihat ini!"

"Hanya dilihat tidak akan mengubah apapun."

Karina mendecak kesal. "Yang penting kita punya bukti..."

"Percuma, mereka pasti akan menghilangkan jejak dengan cepat."

Karina tidak memperdulikan perkataan Agus, ia masuk ke dalam rumah kayu itu.

____


"Kamu tidak bisa melakukan itu!" Seru Nina.

Tokuro yang sedaritadi mencari paspornya, berbalik dan menatap Nina.

"Untuk apa kamu menolong dokter Karina?"

"Aku..."

"Aku tidak tahu ada masa lalu apa diantara kalian berdua, tapi seharusnya kalian sudah saling melupakan. Toh seperti yang kamu bilang tadikan, kalau dokter Karina sudah memiliki kekasih."

Tokuro menghela napas.

"Kamu mencintainya?" tanya Nina.

"Aku hanya ingin menolongnya..."

Nina menggeleng sedih. "Tidak, kamu tidak akan bisa menolongnya. Justru kehadiranmu disana akan memperparah keadaan."

Tokuro bersandar di sofa sambil bersedekap. "Lalu aku harus bagaimana? Membiarkan dia diluar sana?"

VET vs DOKTER PLASTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang