Sore hari Agus pulang ke rumah, tidak ada keluarganya di rumah. Ia bertanya pada mbak di rumah. Ica sedang check up ditemani baby sitter sementara bapak dan masnya membawa Rambo ke klinik hewan.
Agus merebahkan diri di tempat tidur kamarnya dan menyalakan AC, seharian ini ia menemani Tasya keluar, banyak sekali rengekannya sampai kepala Agus mau pecah mendengarnya.
Tiga puluh menit kemudian terdengar seruan Andre di bawah, Agus cepat-cepat turun ke bawah.
Ia melihat Bagas dan Andre membopong Rambo sementara si mbak meletakan dua selimut tebal tidak terpakai di dekat pintu kamar Andre. Bagas dan Andre meletakan Rambo disitu.
"Rambo kenapa?" tanya Agus ke Bagas.
"Terkilir pas main sama Bunga," jawab Bagas, "Seharian kamu kemana? Baby sitter telepon kamu gak diangkat."
Agus menepuk keningnya, "Astaga! Handphone Agus di kamar. Maaf mas, yang Agus bawa handphone satunya."
"Kamu itu seharusnya kasih baby sitter Bagas dua nomor bukan satu, kelihatan sekali kamu tidak mau membantu mas kamu!" hardik Andre sambil mengurut kedua kaki depan Rambo, "Kamu lupa lagikan kalau hari ini waktunya Ica check up?!"
Agus terdiam, ia tidak berani menjawab.
"Lupa kan Gas?! Lihat kelakuan adik kamu itu!"
"Sudahlah pak, gak usah dibahas lebih jauh. Yang penting Ica sudah berangkat sama mbaknya," Kata Bagas menenangkan Andre.
"Bapak lama-lama emosi hanya melihat wajah kamu!" tunjuk Andre. "Kamu itu sudah tidak peduli sama keluarga lagi, mending kamu urus pacar-pacar kamu diluar sana!"
"Mbeeeeekkkk." Jerit Rambo, seolah setuju dengan perkataan Andre.
_______________
"Bibiiii," Seru Ditya sambil merangkul bibi kesayangannya, "Tambah segar sekarang!"
Bi Murni menjerit saat diangkat Ditya, "Astagfirullah, mas Ditya! Mas!" bi Murni memukul-mukul pundak Ditya.
Ditya menurunkan bi Murni dan tertawa, "Makin hot sekarang bibi."
"Bukan hot lagi, kepanasan malah!" jawab bi Murni sambil mengelus dadanya, "Mas ini makin kekar sekarang."
Ditya memamerkan otot tangannya, "Iya dong, keluar masuk hutan masa gak jadi Rambo?"
"Rambo pasiennya Karina ya?" Sindir Karina sambil melewati Ditya dan bi Murni di ruang tamu, "Mau banget jadi kambing."
"Ya elah ini anak keliatan katroknya, gak pernah nonton film Rambo!" Ditya merangkul pundak bi Murni yang tingginya tidak sampai dadanya.
Karina menjulurkan lidahnya, "Biar!"
"Masih ngamuk dia bi, cemilannya belum datang," Ditya menunjuk Karina yang duduk santai di sofa ruang tamu dengan dagunya.
"Enggak!" sewot Karina.
"Walah, bibi malah gak masak mas Ditya," Sahut bi Murni.
"Lho?" Ditya menoleh ke bi Murni, "Yah, padahal kami kelaperan."
"Syukur, pelit sih!" ejek Karina.
"Terus gimana mas Ditya? Bibi ada uang sih, mas Ditya beli makanan di luar aja ya, bibi tadi gak belanja soalnya," Bi Murni mengeluarkan uang satu lembar lima puluh ribu didalam kaos, kebiasaan bibi dari dulu menyembunyikan uang di dalam beha.
Ditya memandang jijik uang yang dipegang bi Murni, ia menoleh ke Karina, "Pinjem duit kamu, nanti aku ganti deh."
Karina tidak bergerak di sofanya, matanya melirik kakaknya, "Gantinya, mas harus traktir aku makan pizza."
KAMU SEDANG MEMBACA
VET vs DOKTER PLASTIK
RomanceAgus lebih suka dikenal sebagai "dokter Rangga" Dokter bedah terkenal dan ahli kecantikan. Gara-gara sang bapak marah, dia jadi menuduh dokter hewan "Karina" sebagai pelakor yang mengubah sifat bapaknya dan mengubah si ahli kecantikan menjadi pengun...