DUA

4.6K 193 12
                                    

Di hari minggu pagi, Karina memeriksa gajah mungil berusia 2 bulan bersama induknya, si mungil masih belum dikasih nama sehingga Karina dengan pedenya memanggil gajah mungil 'Mungil'.

Kebun binatang memberikan kolam plastik untuk bermain si mungil, ia berguling-guling riang di air sampai mengenai baju Karina hingga basah. Kedua pawang gajah meminta maaf ke Karina, Karina sendiri tidak mempermasalahkannya.

"Si mungil dan induknya gak ada masalah apa-apa," Kata Karina ke salah satu pawang gajah.

"Syukurlah dok. Awal melahirkan, si induk tidak mau makan, kami sempat khawatir tapi kami coba tunggu sehari-dua hari sebelum memanggil dokter dan ternyata sekarang sudah mau makan dengan lahap."

"Sudah tidak apa kok, jadi tidak perlu khawatir. Tadi sudah saya kasih vitamin sama vaksin rutinnya."

"Iya, dok. Makasih banyak, saya jadi tertolong," kata salah satu pawang setelah itu pamit untuk melihat si mungil.

Len memberikan handuk yang sudah disiapkan untuk jaga-jaga ke Karina, "Untung saja kita bawa persiapan. Uhmmm... Dokter, kita keliling dulu ya."

"Bukannya siang ini kamu kerja?" tanya Karina pada Len.

"Libur dok," jawab Len.

Karina mengangguk lalu berpamitan pada dua pawang gajah, "Kamu baru pertama kali ke kebun binatang ya?" Karina melihat Len mengagumi beberapa hewan dan memfotonya dengan handphone jadul setiap mereka lewat.

"Iya. Dulu orang tua saya terlalu sibuk untuk membawa saya kesini."

"Kalau gitu, lihat sepuas kamu aja, habis gitu kita makan siang di restoran dekat sini."

"Beneran dok?" tanya Len kegirangan.

Karina tersenyum dan mengangguk, "Saya ikut kamu aja deh, tapi tolong bawain ransel saya ya." Karina memberikan ranselnya ke Len, "Biar pakaian saya cepet kering kena matahari."

"Siap dok!" Len memakai ransel Karina, "Hewan itu banyak banget jenisnya ya dok," Katanya saat mereka berdua keluar dari kandang gajah.

"Iya," jawab Karina lalu berhenti di kandang kaca harimau Sumatera, "Seharusnya kamu bermain bebas di dalam hutan," gumam Karina.

"Dok, dok," Len menarik-narik lengan baju Karina.

"Apa?" Karina menoleh.

"Bukannya itu dokter bedah yang dimaksud Ririn?" tunjuk Len pada seorang pria yang berdiri di depan kandang burung dari kejauhan.

"Mata kamu jeli juga," Karina balik badan dan kembali mengagumi harimau Sumatera.

"Dok, saya ke bagian sana ya," Len menunjuk tempat lain.

"Jangan jauh-jauh ya."

"Ok," seru Len sambil lari menuju tempat yang ia inginkan.

Karina mengambil handphone di saku bajunya, untung handphonenya tidak ikutan basah. Ia foto harimau Sumatera yang sedang bermain air di kolam buatan.

"Sayaaanngg, harimau itu lucu bangeettt," manja seorang wanita di sampingnya.

Karina melirik sekilas wanita cantik dan seksi seperti model tapi sayang, sepatunya tidak cocok untuk bepergian ke kebun binatang.

Sepatu hak? Di kebun binatang?

"Kamu bisa miring ke samping? Ada orang di samping kamu. Tapi kalau kamu menyingkir... harimaunya gak keliatan," saran suara berat di belakangnya.

Ya, Tuhan. Orang ini bahkan tidak repot-repot menyinggung dirinya dengan suara keras.

Wanita itu menoleh ke karina, "Mbak, bisa menyingkir sedikit? Saya mau foto sama harimaunya, kalau saya menyingkir, harimaunya gak keliatan."

VET vs DOKTER PLASTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang