Makan malam berlangsung dengan suasana hangat. Canda tawa di sana sangat melekat. Membuat kebahagiaan seakan terpancar benderang pada setiap anggota keluarga Saqqaf.
"Umi tanya coba ke Zahra, mau nambah berapa dia." Ujar Aufar pada pertanyaan Umi Zainab yang menyinggung tambah anak untuk mereka.
Sementara Zahra yang dilimpahkan pertanyaan itu tertawa, "Loh ya Abang dong, aku mah ngikut. Dua belas juga aku sanggup."
Pernyataan Zahra membuat gelak tawa keluarga itu terdengar. Suasana di villa betul-betul terasa hangat.
"Kalo Abi setuju-setuju aja, kalo Umi penganut dua anak lebih baik," Tutur Abi dengan tawanya.
"Iyalah, Abi, besarin anak butuh kesiapan segalanya. Terutama finansial dan mental."
"Kalo Nay gimana niiih?" Tanya Zahra yang langsung menembak pada Naqiya. "Gimana mau nambah berapa adek buat Gaza?"
"Weeeh kok aku sih, Kak?" Tanya Naqiya yang melirik Bara diam-diam. "Tanyalah Mas Bara."
"Yaudah, Bar, mau tambah berapa?"
Bara mendongak dan membuat raut wajahnya seakan berpikir. Sengaja menggoda mereka yang menunggu jawaban yang keluar dari bibirnya, terutama Naqiya.
"Eemm.." Pikirnya, "Karena yang hamil nanti Naqiya, melahirkan Naqiya, menyusui juga Naqiya, jadi saya bebasin Naqiya mau nya berapa."
"Haaaisss manisnya." Puji Zahra tanpa sadar yang mendapat lirikan dari suami tercintanya. "Bercanda Abang yaampun."
"Nay mau berapa anak emangnya?" Tanya Aufar kali ini.
Naqiya mengulum bibirnya, "Enam." Tuturnya bercanda tanpa konfirmasi terlebih dahulu dengan Bara.
Kepala Naqiya mendongak melihat ekspresi Bara yang sama terkejutnya dengan semua orang di sana. Terutama Umi, mulut wanita paruh baya itu membulat sempurna mendengar penuturan anaknya.
"Nay hiiis!" Pekik Umi Zainab. "Enam anak itu banyak banget tau."
Ekspresi kesal dari Uminya berhasil membuat Naqiya terkikik geli, "Umi, Nay 'kan masih punya banyak waktu buat produksi," Sahut Kak Zahra. "Ya nggak, Bang?"
"Gimana semalem sampai sunrise cukup 'kan?" Tanya Aufar meledek pasutri muda itu.
"Mantap, Bang, udah cukup banget kok," Celetuk Bara yang menambah merah di pipi Naqiya. "Makasih, Bang, udah jagain Gaza."
"Heh ada apa sih, kok Umi nggak tau?" Tanya Umi Zainab yang penasaran karena dirinya tak mengetahui apapun. Dirinya menyenggol lengan Abi, "Ada apa, Bi? Ada acara?"
Bara terkekeh mendengarnya, sekaligus berpikir jawaban terbaik apa yang harus diberikan pada ibu mertuanya tersebut. "Itu, Mi, semalem saya sama Naqiya ke luar."
"Ngapain?" Tanyanya lagi.
"Bikin adeknya Gaza lah, Mi," Celetuk Aufar yang semakin gemas melihat wajah Naqiya memadam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...