77 | Hilang tanpa Bilang

12.1K 783 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕Shopee/ig : mowteaslim💕 WhatsApp : 0896032104731

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731

______________

Chapter ini panjang, vommentnya kaa vommentnya dong hiks....

______________

"Ahahahaa... Mas Bara! Basah!" Naqiya memekik saat Bara menyipratkan air pantai tepat ke arahnya. Ibu muda itu tertawa girang sembari berusaha memberikan balasan yang setimpal pada sang suami. "Rasain ya!"

Bukan Bara kalau akal cerdiknya tidak bekerja. Saat Naqiya menyipratkan air ke arahnya, Bara seketika berlari mendekat dan membawa tubuh wanita itu ke dalam gendongannya.

Naqiya tentu semakin tertawa dengan kelakuan Bara yang tidak mau mengalah. Air di tangannya langsung saja ia cipratkan ke wajah Bara meskipun hanya tersisa beberapa mili saja.

"Kaya Gaza aja senengannya main air," Celetuk Bara sembari membawa istrinya ke kamar. "Kalo disuruh mandi senengnya bukan main."

"Ya iyalah, Mas, orang aku Mamanya," Timpal Naqiya dengan colekan di hidung Bara. "Fisik boleh mirip Mas, tapi kebiasaan nurun aku."

Bara tentu tidak masalah. Selama istrinya bahagia, itupun sebuah kebahagiaan untuknya.

"Mas Bara," Panggil Naqiya pada sang suami saat mereka usai membersihkan diri. Keduanya menikmati waktu intim bersama di atas ranjang yang begitu empuk.

"Aku pengen deh denger semuanya dari sisi Mas Bara gimana. Semuanya, dari perasaan Mas, pemikiran Mas, semuanya, sebelum kita omongin jalan keluar masalah ini."

Semilir angin dari arah pantai memang tak ada lawan. Gorden-gorden menari indah seirama dengan arah datang angin membuat suasana kamar terasa lebih tentram.

Bara menghela napas, tangannya bergerak menggenggam kecil tangan istrinya. "Semuanya?" Ulangnya. "Apa ya? Eem... mungkin lain kali, sedikit apapun salah Mas, kamu coba bilang ya. Jangan tunggu bebannya menggunung baru kamu ungkapin semuanya."

Kepala istrinya mengangguk dan mempersilakan Bara mengutarakan dari sisinya. "Iya, Mas, aku coba," Ucapnya."

"Kamu pun mesti inget kalo Mas juga punya perasaan," Tutur Bara lagi dengan suara pelannya. "Sekuat apapun Mas di depanmu, laki-laki juga punya hati. Mas harap kamu nggak lupa itu."

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang