Yeyyy komennya banyak! Aku kasih up lagi nih🥰
Fridayukht, mowteaslim, dan semua timku mengucapkan selamat menunaikan ibadah terpanjang ehhh salah, ibadah puasa di bulan Ramadhan 🎊🥰Semoga kita selalu bisa menjaga hati, lisan dari hal-hal yang mungkin akan menyakiti perasaan orang. Semoga kita bisa bersahabat sampai Jannahnya.
Mari berpelukan!
____________
"Tunggu... tunggu..." Naqiya di sana menjadi penengah antara dua kubu yang bersitegang itu. "Jadi, Kak Seli itu maksudnya Rasel?" Tanyanya pada Rama meluruskan kesalahpahaman di antara mereka.
Naqiya pikir yang sangat rumit hanyalah kehidupannya saja, ternyata kehidupan sahabatnya juga tak kalah rumitnya. Bayangkan saja, dari berjuta-juta manusia di bumi, mengapa kakak kandung kekasihnya adalah orang yang begitu ia benci?
"Iya, Kak," Tutur Rama merasa bingung menghadapi posisinya sekarang. Jelas ia menolog kakaknya lebih dahulu, karena hanya Rasel dan adiknya lah yang ia punya, begitupun sebaliknya, Rasel hanya memiliki Rama sekarang.
Mulut mengaga Naqiya kembali terbuka, ia mengusap wajahnya heran. "Kok bisa jadi Seli?"
"Aku nggak pernah manggil Kak Sel pake nama Rasel, Kak," Jawab Rama lagi. "Adek di rumah juga begitu."
"Jangan bilang, kamu nitipin Adek juga ke cewek gila ini?!" Tembak Rasel tiba-tiba pada adiknya. "Jangan gila ya kamu, Ram! Dari awal Kakak udah bilang nggak usah kerja, nggak usah nitip-nitipin Adek!"
Cantiya yang mendengar ucapan tak enak dari Rasel pun berdiri, berniat membalasnya lagi. "Heh! Masih mending ya gue mau jaga adek lo, itu juga karna Rama cowok gue."
"Gini, Ram? Gini cewek yang kamu pilih? Kurang ajar sama Kakakmu sendiri?" Hanya itu yang Rasel katakan pada adiknya yang saat ini juga kebingungan.
Karena berada di sana otomatis Naqiya juga memahami perasaan Rama. Berada di tengah kubu berlawanan memang tidak mudah. "Gini deh," Ucap Naqiya menengahi keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...