"Iya, Mi, nanti Susnya minta nginep aja di rumah kalo Umi kerepotan," Tutur Naqiya merasa bersalah di panggilan tersebut. "Iya, mendadak banget nih, Mi. Besok inshaallah kita pulang kok. Maaf ya, Mi..."Bara melirik istrinya sekilas sebelum mengulum senyum. Dia memilih untuk tidak mengatakan alasan yang sesungguhnya pada Umi Zainab, yaitu mereka terjebak di butik ya?
"Oke, Mi, ini ada Mas Bara kok... iya... siap makasih, Mi... waalaikumussalam," Tuturnya sebelum menutup panggilan tersebut. Wanita itu menghela napas gusar, bagaimana mungkin ia dan suaminya terjebak di sini?
Beruntung Bara sudah berstatus sebagai suami. Bagaimana kalau masih berstatus dosen? Kikuk sekali Naqiya malam ini.
"Bayi, malam ini Mama mu buat Papa dulu ya," Ucap Bara sembari menatap foto keluarga dalam figura di atas mejanya. "Kamu sama Kakek Nenekmu dulu," Celetuknya yang membuat Naqiya mengerutkan kening.
"Kasian Gaza tau," Keluhnya. Anak itu pasti merindukannya, atau setidaknya menginginkan nutrisi langsung darinya. "Huft, ada-ada aja sih. Gara-garanya Mas Bara kebanyakan mesum, kualat 'kan jadinya."
Mendengar ledekan istrinya tanpa sadar membuat Bara tertawa. Apa hubungannya berbicara mesum dengan terjebak di gedung?
Bara memberikan kode agar istrinya lebih mendekat, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Naqiya yang merasa kesal. "Kamu tau ndak? Mas kalo sendiri di sini suka ada sesuatu yang aneh," Ucap Bara di tengah kesepian dan kesunyian yang berhasil membuat bulu kuduk Naqiya bangkit.
"Aneh gimana?" Tanyanya pada sang suami. "Oh, aneh soalnya waktunya pulang, Mas malah ngelembur sendiri."
Kekehan Bara menjadi jawabannya. Ruangan itu sepi sekali, hanya suara diskusi pasutri tersebut yang terdengar. "Ndak gitu... biasanya kalo malem, koridor ini udah kosong, Mas keluar tuh kaya ada yang ngikutin."
"Apaan sih, Mas?!" Naqiya yang memang penakut mendengar cerita seperti itu semakin membuat bulu kuduknya berdiri. "Mentang-mentang kekunci di sini jadi ngada-ngada deh."
Bara tidak menghiraukannya, ia semakin fokus bercerita tentang pengalamannya. "Mas dasarnya mungkin lagi capek, ketambahan suntuk juga jauh dari istri," Ucap Bara. "Waktu mau naik lift, nggak tau halu apa gimana..."
Telinga Naqiya rasanya memanas mendengar cerita Bara. Tubuhnya pun terasa panas dingin seketika.
"Mas denger ada yang 'assalamu'alaikum' dari belakang."
"Mas!" Naqiya sontak berlari mendekat pada Bara. Tubuhnya kini bahkan berada di depan dada pria yang kini tertawa itu. "Jangan macem-macem ah cerita begituan! Nanti malah manggil gimana?"
Bara yang mengambil kesempatan dalam kesempitan itu mengulurkan tangannya untuk memeluk tubuh sang istri. Memberinya rasa aman dan perlindungan, sebab Bara bukan tipikal pria yang mudah merasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...