Order via WhatsApp juga bisa loh🥰
💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731____________
[ WARNING ⚠️ 18+ ]
Chapter ini panjang, jangan lupa panjangin juga vote dan komennya🥰
______________
Suara dentingan ponsel mengganggu Naqiya yang fokus mengerjakan tugas mata kuliah favoritnya. Tangannya mengetuk ponsel dua kali hingga akhirnya layar ponsel tersebut menyala dan notifikasi masuk tersebut dapat terbaca.
Mas Bara❤️
kerumah mas apa mas kerumah Umi?Tidak ada salam, tidak ada kata pembuka, tiba-tiba memintanya ke rumah pria itu. Astaga, benar-benar Bara adalah pria licik tingkat tinggi yang menjebaknya dalam permainan menjijikan ini.
Dengan cepat, Naqiya mengetikkan jawaban untuk pesan tersebut.
Me
nggak ada, aku lagi nugasBelum semenit pesannya dikirim, Bara susah menjawabnya.
Mas Bara ❤️
perjanjian nggak bisa dibatalkan
mas otw rmh umiMata Naqiya sontak melebar membaca pesan singkat dari Bara itu. Kalau Bara tetap ke rumah Umi artinya malam ini secara sadar Naqiya akan menjalankan kewajibannya sebagai istri? Ah, maksudnya kewajiban sebagai istri di atas ranjang?!
Me
JANGAN! aku lg mens!!"Ya ampun diread doang," Keluh Naqiya sembari mengusap wajahnya, gusar. Ia tak tahu harus bagaimana menghadapi Bara nanti. Astaga, kelakuannya persis seperti anak gadis yang baru akan melaksanakan malam pertamanya hari ini.
Tapi memang ini malam pertama Naqiya setelah berpisah lama dengan Bara! Malam pertama Bara akan menyentuhnya secara sadar tanpa pengaruh obat-obatan apapun.
"Ngumpet di kamar Umi Abi aja apa ya?" Gumamnya memikirkan cara untuk menghindari Bara. "Lagian kamu ngapain sih setuju sih, Nay?!"
Buru-buru Naqiya beranjak ke lemarinya untuk mengambil pakaian yang paling tebal dan paling tertutup. Beruntung di sana ada abaya putih yang hijabnya menutupi hingga dagu. Bara tak akan mampu membuka kain ini apabila melekat di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...