VOTE DAN COMMENT JGN LUPA YA❤️
____________
"Bekelnya Mas," Naqiya memberikan kotak yang berisi makanan untuk Bara santap saat makan siang. "Nggak makan sama Pak Rafi Bu Ayu?" Tanya Naqiya.
Bara yang sedang melipat lengan kemejanya itu mengggeleng, "Makan bareng kok."
"Lah, kok bekel?" Tanya Naqiya yang penasaran. Kalau makan bersama mengapa repot membawa bekal.
Bara justru tersenyum dan mengecup pipi istrinya yang menggemaskan itu. "Pengen makan masakan kamu." Jawabnya dengan air wajah begitu bahagia.
Naqiya menahan tawanya, "Aku cuma bawain mie instan sama nasi loh, Mas." Ucapnya. "Maaf ya, Mas, kulkas kosong. Aku nggak sempet belanja. Nanti rencananya mau belanja."
Sejujurnya mie instan mudah sekali untuk Bara dapatkan di warung manapun. Namun tak apalah, selama tangan Naqiya yang mengolahnya ia yakin rasanya lebih nikmat.
(yang follow ig @ naqiyaadeeza pasti tau snap itu ada di hl nya)
Bara mengangguk, "Ndak papa, tetep enak selama kamu yang masak."
Mendengar gombalan Bara yang entah sudah berapa kali ia dengar tetap saja membuatnya salah tingkah. Terlebih setelah aksi agresifnya tadi pagi usai subuh. Mengingat itu membuat pipi Naqiya memerah.
"Sayang," Panggil Bara kala Naqiya menarik resleting tas pria itu usai memasukkan bekal makannya. "Kira-kira putingmu bisa diobatin pake apa?"
Eh?
Mata Naqiya mengerjap. Perpaduan rasa malu dan kesal karena bisa-bisanya Bara membahasnya di luar peristiwa tadi. "Gimana, Mas?"
"Tadi 'kan kamu kesakitan pas Mas nyus---" Ucapan Bara terpotong saat Naqiya menepuk lengannya. Bara yang mendapati reaksi seperti itu dari Naqiya pun terkekeh.
Percayalah istrinya ganas di ranjang, tapi putri malu saat di luar.
"Nggak usah ditegesin juga 'itu'nya," Protes Naqiya. "Iya itu perih, Mas. Sebelumnya cuma kering biasa, cuma ini kok sekarang perih banget. Padahal Gaza juga belum ada gigi, nggak kira gigit. Palingan narik-narik doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
Fiksi UmumCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...