87A | Sebuah Pengakuan

7.4K 518 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih yabyf udh order ulang!😭🥰 love you! yg blm lgsg cek shopee mowteaslim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih yabyf udh order ulang!😭🥰 love you! yg blm lgsg cek shopee mowteaslim

____________

WARNING TOPIK DEWASA!
_____________

"Bakal diomelin nggak ya sama Umi?" Tanya Naqiya sesaat setelah ia memberikan senyum dan sedikit membungkukkan badan pada karyawan butik. "Enak banget nitipin anak terus."

Bara tampak berpikir sejenak sebelum tangannya menggandeng tangan sang istri. Jelas, Naqiya langsung melihat situasi sekelilingnya, ia bukanlah tipikal wanita yang gemar menjadi pusat perhatian.

"Kalo nggak, kamu jujur aja," Bara menggandeng istrinya agar Naqiya mendekat sebab ia ingin membisikkan sesuatu. "Bilang semalem kekunci di butik terus ditidurin atasanmu."

"Mas!" Desis Naqiya tertahan dengan bulat matanya pada Bara. Bisa-bisanya pria itu berkata mesum di situasi ramai begini. Meski hanya Naqiya yang mampu mendengarnya, tetap saja, ia tak suka.

Sementara pria itu hanya terkekeh kala menggoda istrinya. Barulah saat mereka telah berada di dalam mobil pajero sport hitam kesayangan Bara, pria itu kembali membuka mulut.

"Sayang, Mas tanya," Ucap Bara sembari memakaikan seatbelt untuk istrinya. "Dari semua seks kita, paling enak dimana?"

Naqiya yang kesal mencubit pipi dosen sekaligus suaminya itu. "Masih pagi, Pak Bara!" Gerutunya lagi. "Kita mau langsung ke kampus apa gimana?"

"Jawab dulu pertanyaan Mas," Ucap Bara tak ingin kalah. "Paling enak sensasinya menurutmu pas dimana?"

Baiklah, pria seperti Bara memang egonya akan terluka bila Naqiya tak menjawab pertanyaannya. "Semuanya suka. Mas harusnya tanya, paling nggak suka dimana?"

Bara menoleh sekilas sebelum kembali fokus pada kendali mobil. "Paling nggak seneng dimana?"

"Di rumah Bapak," Ucap Naqiya pelan dengan tatapan lurus ke depan. Setelah mengucapkan itupun suasana menjadi lebih hening. "Mas Bara ngelakuinnya emang jauh lebih lembut. Tapi suasana kamar dan semuanya ngingetin aku sama sentuhan Mas pertama kali."

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang