14 | Kamu Mencintaiku

24.8K 3K 108
                                    

Lagi bucin sama lagunya Lyodra ~ Sang Dewi, bisa diputar itu sembari baca ini yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lagi bucin sama lagunya Lyodra ~ Sang Dewi, bisa diputar itu sembari baca ini yaa

Vote sebelum baca.

__________

"Bar," Suara Aufar terdengar sebelum kaki Bara melangkah ke pintu kamar villa besar tersebut. Tentu saja ia mengurungkan niatnya membuka pintu dan langsung menoleh pada kakak iparnya tersebut.

"Iya, Bang?" Tanya Bara yang mulai mengubah panggilannya pada Aufar.

Aufar menaikkan kedua alisnya, "Bisa kita bicara sebentar?" Tanyanya. "Gue mau ngomong sama lo sebagai suami sama suami, bukan kakak ipar."

Bara kali ini yang bingung, tumben sekali Aufar mengajaknya berbicara empat mata. Tetapi pria itu mengangguk dan mengikuti langkah Aufar ke ruang TV yang sudah sepi. Seisi keluarga mulai kedatangan rasa kantuknya masing-masing sehingga memilih segera beristirahat.

"Nih minum," Aufar memberikan secangkir kopi hangat yang ia seduh tadi. "To the point aja ya, lo ada masalah sama istri lo?" Tanya Aufar yang membuat Bara mendongak menatapnya.

Kening Bara mengerut, ia tak paham mengapa urusan dapurnya dapat diketahui oleh kakak iparnya sendiri. "Ya biasa, Bang, masalah rumah tangga pasti ada."

Aufar mengangguk-anggukan kepalanya sembari meneguk kopinya. "Jujur gue nggak tau masalah kalian apa, cuma dari sudut pandang suami, menurut gue lo nggak perlu tau apa-apa yang terjadi sama istri lo."

"Maksudnya?" Bara kurang setuju dengan pendapat Aufar ini. Kalau sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya apa ia bisa diam saja? Tentu tidak.

"Gua nerapin sendiri ke Zahra, Bar. Setiap masalah yang dia belum siap cerita ke gue ya nggak gue paksa. Tanpa kita sadar, rasa berhak tau sebagai suami bisa aja yang bikin istri makin tertekan," Nasihatnya.

Bara terdiam. Ketara sekali kah kalau Bara dan Naqiya memang sedang ada masalah?

"Paham kok, Bang, makasih sarannya. InshaAllah saya coba lebih ngerti lagi sama Naqiya," Jelas Bara dengan suara santunnya.

Aufar menggeleng, "Sori, Bar, gue bukannya sok bijak atau sok ngerti rumah tangga, tapi gue cuma nasihatin lo sebagai kepala keluarga berdasarkan pengalaman gue selama ini. Dan gue juga tau umur kalian gap nya terlalu jauh, jadi ya lo mesti-mesti sabar ngadepin adek gue."

Bara mengerti niat abang iparnya tersebut. Aufar menasihatinya karena ia perhatian pada keluarga adiknya sendiri.

"Cewek itu misteri, Bar, lo nggak bisa baca pikiran mereka yang susah ketebak," Jelas Aufar. "Tapi lo harus tau satu hal."

"Apa?"

"Cewek kalo nyaman bakal cerita sendiri tanpa sadar nyerocosin semuanya ke orang yang bikin dia nyaman," Aufar meletakkan cangkir kopinya.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang