PERHATIAN! BUAT PEMBACA DIBAWAH UMUR! Cerita Bayi Dosenku 2 ini DEWASA! Lebih mature drpd BD 1! Sekali lagi aku pertegas ini dewasa. Walaupun bukan adegan ranjang dll, tapi topik yang dibawa juga dewasyaahh (ya rumah tangga hehe)~ so bijak memilih bacaan yaw
____________
Tangan ibu satu anak itu bergerak menggulirkan feeds Instagram di ponselnya dengan mata kerutan di kening. Komentar-komentar dari para pengikutnya cenderung manis-manis, namun tidak menutup kesempatan juga dirinya membaca komentar pahit di sana.
Naqiya menghela napasnya sebelum melirik ke arah bayinya yang menggemaskan. Tubuhnya yang kecil entah mengapa tidak terasa keberatan menggendong gembilnya bayi Gaza.
"Mama tuh kecil, kamu bisa lahir gede gitu nurun Papa banget sih," Gumamnya bercanda dengan bayi satu itu. Mulutnya hanya bergerak seakan membalas ucapan sang ibu barusan. "Padahal kamu sembilan bulan loh di perut Mama."
Naqiya terkekeh melihat reaksi aktif bayinya ini. Dikecupnya pipi kanan kiri bayi itu seraya menghirup aroma ternikmat di dunia, ya aroma bayi.
Gurauannya dengan sang bayi terhenti kala ponsel Naqiya bergetar, pertanda telepon masuk.
Mas Bara💓 (pic)
Keningnya mengernyit, tumben sekali suaminya itu menelepon di jam-jam sibuk. Biasanya pria itu akan mengurusi mahasiswa-mahasiswa akhir yang sibuk revisi atau mengajar. Tak ayal, Naqiya mewajarkan kalau Bara cenderung jarang menelepon.
"Halo papa assalamu'alaikum," Sapa Naqiya dengan ponsel menyorot bayinya yang aktif. Raut gembira dan antusias saat melihat Papanya di layar itu tampak pada wajah bayi Gaza.
"Wa'alaikumussalam, jagoan Papa. Wih udah mandi aja jam segini," Celetuk Bara menyadari bayinya rapi.
"Udah dong, Papa. Wangi banget nih aku," Jawab Naqiya menirukan suara bayi. Kameranya masih menyorot wajah Gaza yang membuat Bara ingin lekas pulang seketika. "Nyari siapa, Papa?"
Bara terkekeh di seberang sana. "Percaya kok, pasti wangi," Jawabnya. Tak mungkin tidak wangi kalau Naqiya yang memandikan bayinya itu.
Bara saja auto wangi setelah dimandikan Naqiya 'kan?
Eh.
Pria itu buru-buru menggeleng pelan setelah pikirannya kembali liar. "Nyari Gaza sama Mama. Gazanya udah, Mamanya mana?" Tanyanya pada bayi yang bahkan belum bisa bicara.
"Kenapa nyari Mama? Papa kangen ya sama Mama?" Ucap Naqiya lagi menirukan suara bayi. "Di kampus 'kan banyak maba-maba cantik, atau mahasiswa akhir yang glowing-glowing atau juga ada circle pengincar dosen ganteng. Oh iya jangan lupa si Agung."
Mendengar istrinya merajuk membuat Bara terkekeh. Percayalah, lebih baik Naqiya merajuk dan merasa cemburu ketimbang diam lalu menjauhinya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
Narrativa generaleCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...