21 | Problematika Sebenarnya

23.1K 2.2K 80
                                    

LAST DAY PROMO PRE ORDER! Yuk langsung order sekarang ke wa 0896032104731 atau shopee mowteaslim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LAST DAY PROMO PRE ORDER! Yuk langsung order sekarang ke wa 0896032104731 atau shopee mowteaslim

LAST DAY PROMO PRE ORDER! Yuk langsung order sekarang ke wa 0896032104731 atau shopee mowteaslim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________

Playlist ~ Cinta Tak Mungkin Berhenti (Tangga)

_____________

"Kamu mau mandiin Mas ndak?" Tanya Bara dengan cengiran lebar di bibirnya. Mengajak istrinya bergabung di kamar mandi bersama adalah ide yang pasti akan ditolak mentah-mentah oleh wanita itu. Tapi apa salahnya jika Bara mencoba?

Kelopak mata melotot milik Naqiya menjadi sahutan sebelum wanita itu berjalan cepat mengambil bantal dan melemparnya ke arah Bara. Bisa-bisanya pria itu masih menggodanya.

Bara tertawa, baginya istrinya ini begitu menggemaskan saat ia merasa malu. "Nanti kalo kamu berubah pikiran ketuk aja ya, pasti Mas bukain," Goda Bara lagi sebelum pria itu menutup pintu kamar mandi.

Suara gemericik air dari dalam mampu didengar oleh indra pendengaran Naqiya. Bara sedang melakukan mandi besarnya untuk membersihkan hadas yang tersisa malam ini.

Naqiya paham itu, dirinya pun mesti melakukan mandi besar yang sama seperti Bara.

Ibu muda itu memilih menggelengkan kepala untuk menghilangkan pikirannya mengenai Bara dan melangkah mendekat bayinya yang lelap dalam tidur nyanyaknya.

Wajah Gaza sangat tenang, banyak menurun dari gen Bara.

"Maafin Mama ya, Nak," Bisik Naqiya lirih sebelum ia mengelus kening bayinya. "Mama sayang Gaza."

Lirikan Naqiya kembali ke arah pintu kamar mandi yang tertutup, "Mama sayang Papa kamu juga kok," Ucapnya mengungkapkan perasaan yang tidak ia ucapkan pada Bara secara langsung.

Sebetulnya, Naqiya rindu bermanja ria pada suaminya. Ia rindu menghabiskan waktu bersama dalam jalinan kemesraan dan cinta. Ia betul-betul merindukan momen tersebut.

Namun, ada yang terasa janggal dalam relung batinnya. Perasaan itu jauh lebih besar dari rindunya yang bahkan mampu terkalahkan.

Tak berapa lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Bara dengan pakaian yang tadi Naqiya siapkan. Di lehernya terlingkar handuk dengan tangan kiri menggosok-gosok rambut basahnya.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang