38A | Perlahan Menyembuhkan

18K 1.7K 51
                                    

TESTIMONY!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TESTIMONY!

Alhamdulillah promo anniversary disikat kemarin😍 yang mau kita masih ready ya bisa langsung wa 0896032104731 atau shopee mowteaslim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah promo anniversary disikat kemarin😍 yang mau kita masih ready ya bisa langsung wa 0896032104731 atau shopee mowteaslim

________

Yang vomment aku doain dapet kabar bahagia yg selalu dinanti

________

Cantiya berdehem sebelum membaca pesan yang dikirim oleh dosennya barusan. "Saya perpanjang deadline untuk tugas minggu lalu sampai hari Rabu, lebih dari itu maka saya anggap tidak mengumpulkan. Tertanda Bara!"

"WHAT?!" Naqiya sontak melebarkan matanya tidak percaya dengan keputusan Bara barusan.

Jadi, diam-diam Bara mengerti kalau tugas yang ia maksud ialah tugas dari dirinya? Dan karena istrinya sedang menikmati waktu spesial ini, hal itu membuat Bara memperpanjang deadline nya?

"KIYOWO BANGET YAAMPUN PENGEN SATU YANG KAYA BAPAK BARAA ARGHH!" Teriak Cantiya yang sudah tidak bisa menahan kegemasan ini.

Wait!

Tapi tunggu.

Naqiya menginap di sini juga karena keusilan pria itu bukan? Memang dasar Bara adalah pria yang bertanggung jawab, sehingga untuk hal spele begini saja ia berani ambil risiko.

"Tapi 'kan emang harusnya gitu nggak sih, Can?" Tanya Naqiya. "Mas Bara loh yang bikin aku akhirnya nginep sini. Coba kalo dia nggak usil."

Ah, mengingat betapa malunya Naqiya minggu lalu membuatnya kembali kesal mengingat betapa menyebalkannya seorang Bara. Alhasil rasa haru itu hilang entah kemana. Digantikan dengan emosi dalam diri ibu muda itu.

"Sebel nggak sih?!" Pekik Naqiya yang sudah emosi berat mengingat kelakuan suaminya pekan lalu. Rasanya kalau halal melakukannya, Naqiya ingin sekali menjambak rambut pria itu. "Aku malu setengah mati, Can! Mana bareng adek tingkat 'kan."

Melihat sahabatnya emosi dengan kulit putihnya memerah artinya emosinya sudah sampai di ubun-ubun, justru membuat Cantiya tertawa terbahak. "HAHAHA ITU NAMANYA NOSTALGIA!"

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang