💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731___________
Playlist ⏯️ Masih (Rossa)
___________
"Pak! Pak Bara!" Panggil Naqiya sembari berlari menyejajarkan langkahnya dengan langkah besar dosennya itu. "Pak, ayolah, Pak. Apa-apaan tadi itu? Kok bisa-bisanya nilai saya diminusin?" Tanya Naqiya yang tidak terima pada keputusan Bara.
"Hak prerogatif saya ngasih nilai kamu berapa, Naqiya," Jawab Bara dengan cuek tanpa menoleh pada mahasiswinya itu.
Naqiya mengernyit, "Tapi 'kan saya udah belajar, Pak. Tugas selalu saya kerjakan sekarang, nggak pernah ada yang bolong. Kok Bapak tega minusin nilai saya?" Tanyanya dengan napas berderu karena menyeimbangkan langkah dengan Bara ternyata tak semudah membalik telapak tangannya.
Naqiya memang mengalami perkembangan pesat di bidang akademisnya. Tugasnya selalu tepat waktu bahkan kerap kali menjadi ketua kelompok pada setiap tugas kelompok.
Semua itu karena waktunya lebih banyak sekarang. Ia tak memusingkan apapun selain belajar, belajar, dan belajar. Kalau dulu ia harus mengurus rumah, mengurus bayi, dan mengurus suaminya, sekarang ia hanya fokus mengurus dirinya sendiri.
Memang kedengarannya lebih mudah. Tapi apa jadinya bila di kamar sendiri, Naqiya lebih sering merenung karena merindukan keluarga kecilnya? Merindukan tangisan dari bibir mungil bayinya? Merindukan pelukan Bara di kamar gadisnya ini?
Bagaimana kalau selama ini Naqiya hanya menipu dirinya sendiri untuk merasa baik-baik saja?
Entahlah, Naqiya tidak memahami kegundahan hatinya. Yang jelas ia puas sekali bisa belajar semaksimal mungkin. Ia yakin indeks penilaian semester ini akan naik drastis.
Bukankah memang ini yang seharusnya dilakukan siapapun yang di umur sebaya dengannya?
"Pak, ayolah," Ucap Naqiya lagi-lagi memohon pada Bara mengubah ucapannya. "Saya cuma bantuin temen saya, Pak. Niat saya tulus buat bantu orang, nggak ada niat nyurangi Pak Bara sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...