CHAPTER INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA ⚠️
CAPCUUUSS SIKAT PROMONYA SEKARANG
💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731____________
gess udah ya nanyain iphonenya alhamdulillah SUDAH SOLD! Terima kasih💕💕
______________
Semenjak mengetahui ada sesuatu yang disembunyikan Bara, entah mengapa Naqiya tidak bisa mengeluarkan emosinya seperti hari-hari sebelumnya. Mungkin obat yang diresepkan oleh psikiater begitu manjur bekerja dalam dirinya mengelola emosi.Naqiya sungguh tidak mengerti.
Jelas, kalau kondisinya seperti semula, Bara akan menjadi samsak empuk untuk Naqiya melampiaskan emosinya.
Apa-apaan pria itu?
Jadi selama dirinya absen dari kehidupan Bara, ada orang lain yang memberikannya perhatian?
"Kamu daritadi diem, ada yang dipikir?" Celetuk Bara saat mendapati istrinya masih sering termenung memikirkan sesuatu. "Masakanmu makin enak aja, Sayang. Mas rasa masakan timur tengah udah mulai ndak asing di lidah Mas lagi sekarang."
Naqiya yang dipuji sedemikian rupa jelas tersenyum hangat. Ah, persetan dengan penggemar Bara, yang Naqiya ketahui sekarang orang yang beruntung dapat memiliki pria itu hanya dirinya seorang. Hanya Naqiya.
Lagipula, bukan salah Bara kalau dirinya menerima hadiah apapun dari penggemarnya 'kan?
"Spesial buat Mas Bara harus enak," Ucap Naqiya sembari duduk tepat di hadapan suaminya. Menatap wajah teduh suaminya yang lelah seusai bekerja entah mengapa membuat Naqiya merasakan kehangatan dalam dirinya.
"Kamu ndak perlu masak begini 'kan sebenernya," Tutur Bara masih menyuapi masakan istrinya dengan begitu lahap.
Naqiya menggeleng, "Tugasku 'kan ngurus Mas Bara, menuhin kebutuhan lahir batinnya Pak Dosen," Godanya lagi.
Saat mendengar Naqiya menggodanya, saat itu juga Bara sudah menyadari bahwa istrinya telah kembali. "Kalo batin emang cuma Naqiya yang bisa menuhin, tapi kalo makanan, masih bisa dimasakin si Mbok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...