46 | Galil Adab

12.2K 1.4K 176
                                    

Playlist ⏯️ Loneliness (Putri Ariani)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Playlist ⏯️ Loneliness (Putri Ariani)

Woiii tatanggaa (pake nada rafael) ayo cekot new mowteaslim sekarang! Lebih halussss ga perlu disaring! Dan yg ditunggu2 udah ada label izin di kemasannya😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woiii tatanggaa (pake nada rafael) ayo cekot new mowteaslim sekarang! Lebih halussss ga perlu disaring! Dan yg ditunggu2 udah ada label izin di kemasannya😘

__________

Budayakan vote sebelum membaca, bukan hanya untuk menghargai penulis, tapi juga nunjukkin integritasmu sebagai pembaca yang baik

Masa iya masuk rumah orang nyelonong gt aja ga permisi? Ga ninggalin jejak apa2?

__________

"Tsania!" Suara perempuan yang agak berat terdengar di sepanjang lorong tersebut. Kali ini Naqiya mengetahui siapa gerangan yang memanggil nama itu.

"Khalaty," Gumam Naqiya pelan sembari melihat wajah wanita paruh baya tersebut. Terakhir Naqiya bertemu dengannya, kecantikan dan pesonanya masih sama. Ditambah tuturnya yang begitu lembut.

Maka dari itu, hampir tak ada yang percaya kalau Naqiya bilang Ali berusaha sekeras tenaga untuk membunuhnya karena pria itu berasal dari keluarga yang terkenal baik.

"Beik, Umma!" Sahut Tsania yang seketika menoleh pada ibunya. Matanya melihat keterkejutan sang ibu kala menangkap dirinya berbicara dengan Naqiya.

(*Iya, Umma?)

"A—ahlan, Naqiya," Ucap wanita itu pelan sebelum fokusnya kembali pada sang putri. "Wallahi, Tsania, Umma cari kamu kemana-mana," Tegurnya pada sang putri.

(*Ahlan = Hai; Wallahi= Demi Tuhan)

Perempuan bernama Tsania itu tidak bereaksi, ia hanya menaikkan kedua alisnya dengan wajah tak bersalah. "Afwan, Umma, tadi mau ke toilet eh ketemu Kak Nay," Ujarnya menyindir Naqiya dengan alis sebelah terangkat.

"Ameh nyari kamu itu," Bisiknya pada sang putri.

(*Afwan = maaf ; Ameh = Tante dari ibu)

Gadis itu melebarkan matanya dan menarik pelan tangan sang ibu agar segera pergi dari koridor tersebut. "Ayo, Umma!"

"Duluan, Naqiya," Ucap ibu dari Tsania tersebut pada Naqiya yang diam di sana.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang